Memahami Rezeki dalam Pandangan Islam
Irham Hasymi.,Lc. M.Pd--
BACA JUGA: Lima Wasiat Malaikat Jibril AS
BACA JUGA:Esensi Ibadah Kurban Sebagai Sarana Mendekatkan Diri Kepada Allah SWT
Kedua, setiap jiwa tidak akan mati sampai dia menghabiskan semua jatah rizkinya. Sehingga siapapun yang hidup pasti diberi jatah rizki oleh Allah sampai dia mati.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian tidak akan mati sampai sempurna jatah rezekinya, karena itu, jangan kalian merasa rezeki kalian terhambat dan bertakwalah kepada Allah, wahai sekalian manusia. Carilah rezeki dengan baik, ambil yang halal dantinggalkan yang haram.” (HR. Baihaqi dalam sunan al-Kubro 9640, dishahihkan Hakim dalam Al-Mustadrak 2070 dan disepakati Ad-Dzahabi)
Ketiga, hakekat dari rizki kita adalah apa yang kita konsumsi dan yang kita manfaatkan. Sementara yang kita kumpulkan belum tentu menjadi jatah rizki kita.
Dalam hadis dari Abdullah bin Sikhir radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda yang artinya:
Manusia selalu mengatakan, “Hartaku… hartaku…” padahal hakekat dari hartamu – wahai manusia – hanyalah apa yang kamu makan sampai habis, apa yang kami gunakan sampai rusak, dan apa yang kamu sedekahkan, sehingga tersisa di hari kiamat. (HR. Ahmad 16305, Muslim 7609 dan yang lainnya).
Karena itu, sekaya apapun manusia, sebanyak apapun penghasilannya, dia tidak akan mampu melampaui jatah rizkinya.
Orang yang punya 1 ton beras, dia hanya akan makan sepiring saja. Orang yang memiliki 100 mobil, dia hanya akan memanfaatkan 1 mobil saja. Orang yang memiliki 100 rumah, dia hanya akan menempati 1 ruangan saja…
BACA JUGA:Tiga Nilai Kebaikan Dari Keluarga Ibrahim
BACA JUGA:Tiga Nilai Kebaikan Dari Keluarga Ibrahim
Para jamaah yang dirahmati Allah,
Keempat penting bagi orang beriman memahami hakekat kehidupan dunia sesuai dengan pandangan Islam yaitu dunia hanya merupakan tempat mengumpulkan bekal untuk kebahagiaan hidup di akhirat. Dunia hanya tempat merantau sesaat, sehingga kita dianjurkan bersikap seperti orang asing di sebuah negeri yang meskipun mendapat kenyamanan di perantauan namun tetap ingat bahwa suatu saat dia akan pulang kampung menuju akhirat orang yang menjadikan dunia sebagai tujuan akan merasakan penderitaan dan ketidaktenangan.
Allah Swt berfirman yang artinya: