Lalu, apa yang mesti kita ucapkan jika lailatul qadar 'menghampiri' kita? Aisyah pernah menanyakan hal itu pada Rasulullah, jika menemui lailatul qadar apa yang mesti dilakukan? Rasulullah SAW menjawab, "Bacalah Allahumma inna-Ka 'afuwwun tuhibbul-'afwa fa'fu anni (Wahai Allah, Engkau Maha Pemaaf, Menyenangi maaf. Maka, maafkanlah aku)." (HR At-Tirmidzi dan Imam Ahmad dalam Musnad-nya)
Allah sengaja tidak memberi tahu (merahasiakannya) pada malam ke berapa lailatul qadar itu, semata agar kita bersungguh-sungguh 'menemukannya'. Oleh karena itu, umat-Nya yang beriman, berlomba 'menemukan' lailatul qadar dengan kesungguhan. Rasulullah menekankan agar umatnya bribadah pada malam ini didasari dengan iman dan ihtisab. Lailatul qadar adalah momentum paling berharga yang dianugerahkan Allah, merugilah mereka yang mengabaikannya.
Tentu, lailatul qadar tidak datang dengan sendirinya, namun mesti 'diburu'. Semoga Allah berkenan menjadikan kita termasuk ke dalam orang-orang yang dapat memanfaatkan Ramadan dengan sebaik-baiknya, menjadikan kita termasuk ke dalam kelompok yang mendapatkan lailatul qadar tersebut, dan menjadikan kita termasuk golongan yang berhasil menyelesaikan Ramadan ini dengan sebaik-baiknya, sehingga keluar daripadanya sebagai seorang yang bertakwa serta dapat mempertahankannya selama-lamanya.