Lailatul qadar itu bisa didapati dalam keadaan jaga maupun juga dalam kondisi tidur dalam bentuk mimpi yang benar. Dari Ibnu Umar, "Ada beberapa orang laki-laki sahabat Nabi SAW yang bermimpi melihat lailatul qadar pada 7 malam terakhir, maka sabda Nabi SAW: Aku juga melihat apa yang kalian mimpikan itu jatuhnya pada 7 malam terakhir, maka barang siapa yang ingin mencarinya, maka carilah pada 7 malam terakhir tersebut." (HR Bukhari no. 1876)
Ketujuh,
Lailatul qadar itu tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak ada angin, tidak hujan. "Pada malam lailatulq adar itu tidak panas dan tidak dingin, tidak berawan dan tidak hujan dan tidak berangin, tidak juga terang dengan bintang-bintang, tanda di pagi harinya adalah matahari terbit bercahaya lembut." (HR as-Suyuthi dalam Jami'Shaghir)
Kedelapan,
Tapi kadang-kadang lailatul qadar itu disertai juga dengan hujan. Dari Abu Said al-Khudri, bersabda Nabi SAW, ",,, Aku melihat lailatul qadar lalu aku dibuat lupa kapan waktunya, maka barang siapa yang ingin mencarinya, carilah pada 10 hari terakhir pada malam-malam witirnya dan aku melihat diriku pada malam tersebut sujud di atas tanah yang basah... Maka kami kembali dan kami tidak melihat ada awan di langit, tiba-tiba ada awan dan turun hujan sampai airnya menembus sela-sela atap masjid yang terbuat dari pelepah kurma, maka aku melihat Nabi SAW sujud di atas tanah yang basah, sampai kulihat bekas tanah yang basah itu di dahi beliau." (HR Bukhari no.1895)
Kesembilan,
Pagi hari setelah lailatul qadar cahaya matahari putih, tapi tidak silau. Berkata Ubay bin Ka'ab, "Demi Allah yang Tiada Tuhan, kecuali Dia, sungguh malam tersebut ada pada bulan Ramadan, aku berani bersumpah tentang itu dan demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintahkan Nabi SAW untuk menghidupkannya, yaitu malam 27 dan tanda-tandanya adalah matahari bersinar di pagi harinya dengan cahaya putih, tapi tidak menyilaukan." (HR Muslim no. 1272)
Kesepuluh,
Lailatul qadar hanya bermanfaat bagi orang yang iman dan mengharap ridha Allah. Dari Abu Hurairah, dari Nabi SAW bersabda, "Barang siapa yang bangun saat lailatul qadar lalu pas melihatnya, lalu sabda Nabi SAW: Dan orang tersebut beriman dan mengharap ridha Allah maka diampuni dosanya yang telah lalu." (HR Muslim no.1269)
Yang terakhir, kesebelas,
Saat lailatul qadar malaikat yang turun ke bumi lebih banyak dari kerikil. Bersabda Nabi SAW, "Lailatul qadar itu pada malam 27 atau 29, sungguh malaikat yang turun pada saat itu ke bumi lebih banyak dari jumlah batu kerikil." (HR Thayalisi dalam Musnad-nya no. 2545; juga Ahmad; dan Ibnu Khuzaimah)