radarbengkulu.bacakoran.co - Malam lailatul qadar bisa menjadi referensi untuk disampaikan khatib menjelang salat Tarawih maupun kultum usai salat Subuh.
Rasulullah SAW bersabda,
تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ
Artinya: "Carilah malam lailatul qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR Bukhari dan Muslim)
Dikutip dari https://www.detik.com para ulama menganjurkan untuk mencari malam lailatul qadar dengan berbagai amal ibadah. Berikut contoh kultum lailatul qadar yang berisi sejumlah amaliah untuk menggapai malam kemuliaan tersebut sebagaimana dinukil dari buku Kumpulan Kultum Terlengkap dan Terbaik yang disusun oleh A.R Shohibul Ulum.
Tidak terasa Ramadan sudah memasuki sepertiga akhir. Artinya, Ramadan sudah memasuki dua puluh hari pertamanya. Orang Jawa biasa menyebutnya dengan likuran. Maka di sepertiga akhir Ramadan, pada malam harinya tampak pemandangan umat berbondong melakukan iktikaf di masjid, guna mendapatkan lailatul qadar, yaitu malam seribu bulan. Berlombalah setiap muslim untuk mendapatkannya. Dan malam-malam ganjil menjadi prioritas para muslim melakukan iktikaf.
Suasana malam hari, tepatnya menjelang dini hari sampai fajar, menjadi semarak di hampir setiap masjid. Suasana ini beda dengan hari-hari dua pertiga Ramadan, apalagi dengan hari-hari di luar Ramadan. "Malam kemuliaan (lailatul qadar) itu lebih baik dari seribu bulan." (QS Al Qadr: 3)