Kecamatan Pino Raya BS Termasuk Zona Merah Penyakit SE

Kecamatan Pino Raya BS Termasuk Zona Merah Penyakit SE-Fahmi/RADAR BENGKULU-
RADAR BENGKULU,MANNA - Untuk sementara ini memang kawasan Pino Raya ini bisa dikatakan zona merah penyakit Septicaemia Epizootica (SE).
Yang mana kematian hewan secara mendadak kian mengganas terhitung dari Rabu 7 Mei 2025.Terbaru, dalam kurun waktu 3 hari, sebanyak 18 ekor sapi milik masyarakat di Desa Talang Padang, Kecamatan Pino Raya dilaporkan mati secara mendadak.
Kepala Dinas Pertanian Bengkulu Selatan, Sakimin,S.Pt melalui Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan, Ikat Aliman, SE menyampaikan, dari belasan ekor sapi yang mati secara mendadak ini, hanya tiga ekor sapi yang sempat dipotong dan dapat dijual kepada penampung daging.Sedangkan, 15 ekor lainnya tidak lagi sempat dipotong karena ternaknya sudah mati lebih dulu sebelum diketahui pemiliknya.
"Akibat kejadian ini, pemilik ternak panik dan frustasi. Sebab, hewan peliharaan yang mereka sayangi mati mendadak dan tidak bisa diselamatkan lagi.Apalagi, saat ini sudah menghadapi lebaran haji atau Idul Adha 1446 Hijriah, harga jual ternak dipastikan akan meningkat karena banyaknya permintaan,"ungkap Ikat Sabtu(10/05).
BACA JUGA:Prestasi Pemuda BS Lolos Seleksi Kopi Good Day DBL Camp 2025
BACA JUGA:Pemdes Lubuk Tapi Musyawarah Pra Pembangunan, Tiga Jenis Pembangunan
Terhitung Selasa, 6 Mei 2025 lalu sudah ratusan dosis obat hingga vitamin yang disuntikkan ke hewan ternak.Bukan itu saja, pihakya juga sudah membagikan lebih dari 500 tablet disinfektan untuk sterilisasi kandang ternak.
Saat ini Tim sudah berupaya maksimal,sudah berusaha agar ke depannya wabah penyakit ternak ini bisa ditangani sampai betul-betul habis.Kendati demikian, peternak juga boleh melakukan pengobatan alternatif di luar penanganan tim Distan atau pengobatan secara mandiri.
"Memang penyakit ngorok ini tingkat kematiannya sangat tinggi. Bahkan, lebih dari 80 persen tingkat kematian sapi ngorok dibandingkan penyakit pada ternak jenis lainnya.Selain itu kita juga berharap para peternak bisa selalu membersihkan lingkungan sekitar hewan,dan jangan diliarkan ternaknya,"harap Ikat.
Kepala Desa Talang Padang, Kecamatan Pino Raya Sumantri, A.Md mengatakan, memang penyakit SE kembali menyerang ternak milik masyarakat desanya.Terakhir, pada hari Selasa, 6 Mei 2025 lalu setidaknya ada empat ekor sapi milik warga yang sebelumnya sehat justru mati secara mendadak.
Saat ini pihaknya sudah berkonsultasi dengan tim Dinas Pertanian (Distan) BS dalam hal ini Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan untuk melakukan penanganan.Hanya saja, karena jumlah ternak sakit terus meningkat, maka petugaspun ikut kewalahan. Sehingga, penanganan penyakit ini jadi terlambat.
"Total sudah 36 ekor ternak sudah disuntik vitamin dan juga obat oleh tim (Distan, red). Untuk ternak yang lain belum sempat karena pemiliknya sedang tidak berada di rumah.Bukan hanya di Talang Padang, jumlah ternak mati secara mendadak juga ditemukan di Desa Napal Melintang, Kecamatan Pino Raya.Bahkan, hingga kemarin terpantau 13 ekor lebih kerbau mati mengenaskan di hamparan sawah. Kemudian di Desa Bandung Ayu juga ditemukan 7 ekor kerbau mati,"pungkas Sumantri.