Kadistan Mukomuko: Pertanian Organik Masa Depan Pertanian Berkelanjutan

Pertanian Organik Masa Depan Pertanian Berkelanjutan--

RADAR BENGKULU, MUKOMUKO - Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Mukomuko beberapa tahun terakhir terus mendorong pengembangan pertanian organik, khususnya tanaman pangan. Hal ini dikemukakan Kadis Pertanian, Pitriyani, S.Pt.

Menurut Kadis, metode pertanian organik bisa menjadi solusi bagi petani yang kesulitan mendapatkan pupuk kimia. Karena, pupuk organik bisa dibuat sendiri oleh petani, asalkan sudah tahu caranya yang tepat dan cepat.

"Apalagi di daerah kita (Mukomuko) tersedia banyak bahan baku pupuk organik ini. Salah satunya yaitu kotoran ternak. Peternakan sapi kita melimpah. Dimana limbah atau kotoran sapi ini menjadi bahan utama pupuk organik," kata Pitriyani kepada wartawan.

Distan menyadari, meski banyak terdapat kotoran ternak yang bisa menjadi pupuk bagi tanaman, tapi mengaplikasikannya tidak bisa sembarangan. Oleh karena itu, Distan dan mitra-mitra melakukan pelatihan membuat pupuk organik. Baik pupuk padat, pupuk cair, pestisida, maupun insektisida organik.

"Kita tidak sendiri dalam upaya mendorong pertanian organik ini. Kita dibantu pihak lain. Ada Bank Indonesia (BI) yang sudah membuat demplot 100 persen padi organik di SP8 Kecamatan Lubuk Pinang," papar Pitriyani.

BACA JUGA:3 Kecamatan di Mukomuko Berkinerja Terbaik, Ini Reward yang Bakal Diterima

BACA JUGA:Manfaatkan DAK, DAU dan DBH Pemkab Mukomuko Hotmix 22 KM Jalan Kabupaten

Dijelaskan Kadis, pertanian organik juga menjadi jalan masa depan pertanian berkelanjutan untuk mewujudkan ketahanan pangan.

Penggunaan pupuk, pestisida, dan insektisida organik tidak meninggalkan residu kimia yang dapat merusak kesuburan tanah. Pupuk organik tidak membunuh organisme dan mikro organisme yang terdapat pada tanah.

"Makhluk atau organisme dan mikroorganisme yang ada pada tanah, selain dibutuhkan tanaman, juga penting untuk kestabilan dan menjaga kesuburan tanah. Tidak merusak tanah. Pupuk organik bisa menjamin pertanian berkelanjutan," ujar Pitriyani.

Pitriyani menambahkan, pada tahun 2024 ini, Distan Mukomuko mendapat dana alokasi khusus (DAK) sekolah lapang. Mereka memanfaatkan DAK itu difokuskan pada pengembangan pertanian organik.

"Jadi sekolah lapang kita kemarin, sekolah lapangan gerakan pro organik. Tapi penerapannya bahan organik baru 30 persen. Kita perlahan mengenalkannya dengan para petani," sampainya.

BACA JUGA:KPU Mukomuko Laksanakan Tahapan Penting Pilkada Pasca Pemungutan Suara

BACA JUGA:Rumus Institut Bersurat ke Yusril: Dorong Pembentukan Undang-undang Restorative Justice

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan