Ini 17 Titik Wilayah Pertanian BS Menjadi Lokasi Rawan Banjir

Salah satu warga yang masih memanen padinya saat terendam banjir-Fahmi-RADAR BENGKULU

RADAR BENGKULU, MANNA  - Pemkab Bengkulu Selatan melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Telah resmi merilis titik wilayah pertanian rawan terkena bencana banjir.

Yang mana data yang diperoleh  tidak lain setelah adanya beberapa kejadian bencana alam berupa banjir di lokasi yang dimaksud. Bahkan pihaknya langsung  survey di lapangan dan hasilnya menujukan daerah rawan banjir.

Kepala BPBD Bengkulu Selatan Hen Yepi, S.Pi membenarkan berdasarkan data yang dirilis oleh BPBD BS tersebut, setidaknya ada 17 titik wilayah pertanian yang ada di Kabupaten BS masuk sebagai lokasi rawan banjir, wilayah ini seharusnya menjadi lokasi prioritas dalam penangan banjir.

"Dari hasil asurvei dan kejadian bencana berulang, ada 17 titik wilayah pertanian di Bengkulu Selatan rawan bencana bajir,yang mana titik - titik ini tersebar di berapa Kecamatan di Bengkulu Selatan. Bahkan dari dampak kejadian sudah sangat merugikan petani ataupun masyarakat sekitarnya,"papar Hen.

BACA JUGA:Mendes PDTT Yandri Susanto Kunjungi Bengkulu Selatan Tanah Kelahirannya

BACA JUGA:Penetapan Perda RTRW 2025, Satu Kendala Akan Diselasaikan Desember 2024

Adapun ke-17 titik yang dimaksudkan diantaranya hamparan sawah di Desa Lubuk Resam Kecamatan Kedurang.

Kemudian, Hamparan sawah di Desa Tanggo Raso Kecamatan Pino Raya, hamparan sawah Desa Ketaping Kecamatan Manna.Hamparan sawah di Desa Ganjuh Kecamatan Pino, dan hamparan sawah di seputaran Kecamatan Air Nipis, Bunga Mas hingga Kedurang Ilir.

Saat ini, pihak BPBD dan OPD terkait tengah memikirkan solusi tepat agar kejadian tersebut tidak berulang dan merugikan para petani. Apalagi situasi banjir di hamparan sawah berpotensi merusak tanaman. Meskipun tanaman padi butuh air, namun jika debetnya berlebih tanaman akan busuk dan mati.

"Bahkan yang sangat memprihatinkan pada saat  Banjir rob yang mana  banjir yang terjadi di tepi pantai dan air yang membanjirinya merupakan air laut yang menyapu bersih  hamparan sawah muara Sungai Bengkenang beberapa waktu lalu.

Dimana, belasan hektar tanaman padi masyarakat mati direndam air laut,"paparnya.

BACA JUGA:Potensi Melimpah, Menteri PDT Berkomitmen Kabupaten Seluma Mendapatkan Perhatian Layak dan Dukungan Optimal

BACA JUGA:Dinas PUPR BS Laksanakan Konsultasi Publik II Revisi RTRW

Meskipun saat ini pihak BPBD telah melakukan upaya pengerukan muara sungai, kejadian serupa tetap berulang dan merugikan para petani. Oleh karena itu, langkah utamanya untuk menuntaskan hal tersebut yakni dengan memperbaiki struktur penahan air dan meningkatkan jalur buang irigasi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan