‘Tembok Besar’ Trans Lapindo
Bongkahan batu besar dan material batu pecah disusun dan diratakan untuk pengerasan jalan 1,8 Km. Satgas TMMD dan masyarakat gotong royong merapikan badan jalan dengan lebar 5 meter.-RADAR BENGKULU-
“Baik, jika ada kendala langsung laporkan, agar segera ditindaklanjuti untuk memperlancar pengerjaan”, tegas Dansatgas mengingatkan prajuritnya. “Siap” jawab Satgas.
Tampak puas melihat progres pengerjaan sasaran fisik jalan, Dansatgas melanjutkan peninjauannya ke titik sasaran fisik pembuatan gorong-gorong serta sasaran fisik tambahan.
“Semua menunjukan progres yang baik, tidak ada kendala yang signifikan. Harapan kita target waktu pengerjaan tercapai”, ungkapnya.
Dansatgas pun menjelaskan, bahwa TMMD ini juga mewujudkan kemanunggalan TNI dan Rakyat. Sehingga, kesulitan masyarakat Trans Lapindo dapat teratasi dengan baik.
“Jalan desa, setelah dilakukan pengerasan, akan mewujudkan prospek lebih baik bagi masyarakat. Mengatasi kesulitan mengangkut hasil panen dan meningkatkan perekonomian masyarakat tentu terwujud. Disamping itu, mobilisasi masyarakat, terutama anak-anak sekolah tidak akan terhambat lagi”, jelas Dansatgas optimis.
Sambung Dansatgas, TMMD ini juga merupakan upaya membantu Pemerintah Daerah Kabupaten Mukomuko dalam mempercepat pemerataan pembangunan, dengan alokasi anggaran Rp 1 Miliar.
“Peluang baru peningkatan ekonomi masyarakat dan daerah akan tercipta kedepannya. Berbagai potensi, seperti wisata alam, UMKM dan sektor perekonomian lainnya berpotensi terwujud setelah adanya akses jalan yang memadai serta berbagai perbaikan infrastruktur fasilitas umum”, jelasnya lagi.
Sejalan dengan itu, mewujudkan impian belasan tahun masyarakat Trans Lapindo menjadi tantangan tersendiri bagai Dansatagas Letkol Andri. Sebab, masyarakat Trans Lapindo merupakan masyarakat transmigrasi, yang sudah lama mengidamkan sentuhan pembangunan.
“Aspirasi masyarakat, menjadi perhatian khusus, kami TNI akan berusaha semaksimal mungkin untuk mengatasi berbagai kesulitan masyarakat disini”, tegasnya dihadapan masyarakat Trans Lapindo siang itu.
Sentuhan Patriot NKRI ini berupaya mengatasi kesulitan dan membuka peluang baru bagi masyarakat untuk kemajuan dan kesejahteraan kedepan.
Diungkapan Kakek Ketang (70) dan Nenek Kaminem (68), pasutri penerima Rehab Rumah Tak Layak Huni (RTLH). Bahwa dapat rumah layak sangat diidamkan sejak lama. Namun, perekonomian sulit, membuatnya hidup dalam kesederhanaan.
Kepiluan hidupnya tersirat, kakek dan nenek itu menceritakan kesehariannya yang hidup pas-pasan.
“Saya bersyukur sekali atas bantuan pak TNI. Kami senang, rumah kami disulap menjadi layak huni. Sangat bagus, terimakasih TNI”, ungkapnya haru bahagia mendapat bantuan.
Hal itu juga tak terlepas dari pantauan Babinsa Prada Taufik, yang selalu mengupayakan kesejahteraan warga binaannya.
Besama Bhabinkamtimas dan perangkat Desa Lubuk Talang, Babinsa Prada Taufik selalu memperhatikan kehidupan warga binaannya, juga selalu menjaga kemanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas).