‘Tembok Besar’ Trans Lapindo
Bongkahan batu besar dan material batu pecah disusun dan diratakan untuk pengerasan jalan 1,8 Km. Satgas TMMD dan masyarakat gotong royong merapikan badan jalan dengan lebar 5 meter.-RADAR BENGKULU-
Oleh : Letkol Inf Andri Suratman (Dansatgas TMMD Reguler ke-119 Kodim 0428/Mukomuko)
Embun pagi terendap diantara rumput ilalang, gemercik air sungai teriring kicau burung bersahutan di semak belukar, seolah menstabilkan Fenomena El Nino, akhir Februari. Cuaca kembali normal terasa di Desa Lubuk Talang, Kecamatan Malin Deman, Kabupaten Muko-muko, Provinsi Bengkulu. Desa yang merupakan Trans Lapindo yang masih terisolir dan tertinggal, berada diujung kecamatan, tepatnya berdekatan dengan Hutan Produksi Terbatas (HPT) dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Nestapa seolah masih dirasa ratusan masyarakat yang bertransmigrasi diwilayah itu. Setelah bertransmigrasi dari Jawa dua tahap, pada tahun 2008 dan 2009 silam.
Menapak jejak baru di ujung pelita perbatasan menjadi pilihan, bangkit membangun permukiman baru yang memberi asa kelangsungan hidup lebih maju, kontribusi terbaik bagi tanah air tercinta Indonesia.
Beriring kesabaran berharap menitikan kemajuan setara dengan desa lain dan juga kelayakan permukiman era modern. Mandiri dan Sejahtera menjadi tolak ukur harapan itu.
Pagi menyingsing fajar, suasana masih berkabut dingin. Samar-samar ratusan pria tegap berwibawa, sosok garang berseragam lengkap (loreng) berbaris rapi digerbang desa. Terlihat beriring pasukan seragam satuan lainnya yang turut berbaris kompak.
BACA JUGA:Kontrol Kinerja OPD, Bupati Mukomuko Minta Tim TEPRA Evaluasi Serapan Dua Pekan Sekali
BACA JUGA:PWI Mukomuko Sikapi Pemberitaan yang Terkesan Sudutkan Profesi Wartawan
Mereka adalah Satgas TMMD (TNI Manunggal Membangun Desa) Reguler ke-119 Kodim 0408/Mukomuko, terdiri dari TNI Angkatan Darat (AD), TNI Angkatan Laut (AL) dan anggota Polri serta petugas teknis dan penyuluh-unit pelayanan yang bersiap sinergi dalam sasaran fisik dan non fisik TMMD.
Sontak asa ratusan masyarakat memancar. Antusiasisme tak terbendung, bak badai masa kelam berlalu, ratusan masyarakat beranjak bersiap turut serta manunggal mensukseskan program TNI AD itu.
“Ayo gempur sasaran fisik dan non fisik. Semuanya siap!” komando Dansatgas Letkol Inf. Andri Suratman, memacu langkah menderap semangat, “Siap” sahut kompak ratusan prajurit bersama masyarakat Trans Lapindo yang turut berbaris.
Pembagian tugas pun diterapkan Dansatgas, ratusan prajurit dan masyarakat yang membantu dibagi menjadi beberapa regu sesuai skill masing-masing untuk menggarap berbagai titik sasaran fisik dan non fisik.
Dimulai dari sasaran fisik, pengerasan/pengoralan jalan desa sepanjang 1.800 Meter dengan lebar 5 meter, pembuatan gorong-gorong 1 unit serta sasaran fisik tambahan yakni rehab RTLH (Rumah Tak Layak Huni) 1 unit, rehab mushola, pembuatan sumur bor 1 unit, renovasi MCK 1 unit dan sejumlah kegiatan penghijauan/tanam pohon maupun penanaman jagung untuk ketahanan pangan.
Sementara sasaran non fisik, sejumlah penyuluh dan unit pelayanan disiagakan dari kerjasama beberapa instansi untuk penyuluhan Bela Negara, Hukum, bahaya Narkoba, Wawasan Kebangsaan, Ketahanan Pangan, Kamtibmas, cegah Stunting, pelayanan KB Kesehatan, Posyandu, Posbindu PTM serta pemutaran film perjuangan.