Waspada DBD di Provinsi Bengkulu, Dua Siswa Meninggal, 358 Kasus Tercatat

Waspada DBD di Provinsi Bengkulu--

RADAR BENGKULU Musim pancaroba yang melanda wilayah Bengkulu di awal tahun ini rupanya membawa dampak serius. Bukan hanya cuaca ekstrem, tetapi juga ancaman Demam Berdarah Dengue (DBD) yang kian mengintai. Data Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat, sepanjang kuartal pertama 2025, total sudah ada 358 kasus DBD yang terkonfirmasi, dan dua orang di antaranya meninggal dunia.

Yang lebih mengejutkan, dua korban jiwa terbaru adalah pelajar di Kota Bengkulu. Mereka meninggal hanya dalam hitungan hari setelah terjangkit virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti tersebut.

"Kasusnya meningkat cukup signifikan dibandingkan tahun lalu. Dan kami yakin, angka ini masih bisa bertambah hingga akhir April," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, M. Redhwan Arif, saat ditemui di kantornya, Jumat (23/5).

Jika ditelusuri berdasarkan wilayah, Rejang Lebong menjadi daerah dengan jumlah kasus tertinggi, mencapai 88 kasus. Disusul Bengkulu Utara (73 kasus), Mukomuko (46 kasus), dan Kota Bengkulu (41 kasus, satu meninggal dunia).

BACA JUGA:Dua Posisi Strategis Kosong, Pemprov Bengkulu Segera Tunjuk Pelaksana Tugas

BACA JUGA:Surat Edaran Walikota, Setiap Kamis ASN Laki-Laki Diimbau Untuk Memakai Kbek Palak

Sementara di Kepahiang, dari 35 kasus, satu orang juga dilaporkan meninggal. Sisanya tersebar di Seluma (34 kasus), Bengkulu Selatan (24 kasus), Bengkulu Tengah (7 kasus), Kaur (5 kasus) dan Lebong (5 kasus).

"Tren peningkatannya hampir merata di semua kabupaten/kota. Karena itu, kami minta seluruh lapisan masyarakat untuk waspada dan mulai bergerak bersama mencegah penyebaran DBD," imbuh Redhwan.

Dalam menghadapi ancaman ini, Redhwan menekankan pentingnya menjalankan gerakan 3M Plus. Menguras tempat penampungan air, Menutup rapat wadah air, dan Mendaur ulang barang bekas yang bisa menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Tambahan ‘Plus’ mencakup tindakan seperti menaburkan abate, memasang kawat nyamuk, dan menggunakan lotion anti-nyamuk.

"Kalau semua warga sadar dan menerapkan 3M Plus di lingkungan masing-masing, kasus DBD bisa ditekan drastis. Intinya adalah kebersihan lingkungan," tegasnya.

BACA JUGA:Upacara HUT Kabupaten Kaur ke - 22, Bupati Sampaikan Semangat Persatuan dan Kesatuan

BACA JUGA:Warga Margosari Ditembak di Dada, Korban Dirujuk ke RSUD M Yunus

Redhwan juga mengajak warga kembali menghidupkan budaya gotong royong di lingkungan RT, terutama dalam membersihkan selokan, pot bunga, dan tempat penampungan air yang tidak digunakan. “Kalau ada air yang menggenang lebih dari seminggu, itu sudah cukup jadi sarang nyamuk,” ujarnya.

Untuk mengantisipasi lebih lanjut, Dinas Kesehatan juga akan mengaktifkan kembali kader jumantik (juru pemantau jentik) di setiap RT. Para kader ini akan bertugas memantau kondisi lingkungan, serta melakukan penyuluhan langsung ke rumah-rumah warga.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan