Fadhilah Sepuluh Hari Pertama di Bulan Dzulhijjah
Dr. Drs. H. Ramadhon, M.Pd--
Khatib : Dr. Drs. H. Ramadhon, M.Pd
Disampaikan di : Masjid Raya Baitul ‘Izzah, Jalan Raya Pembangunan Kelurahan Padang Harapan Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah
Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.
Hadirin yang berbahagia,
Saat ini, kita berada pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, hari-hari yang dicintai dan dimuliakan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah, kita sangat dianjurkan untuk melakukan dan memperbanyak amal-amal kebaikan. Amal-amal kebaikan yang dilakukan didalamnya, dilipatgandakan pahalanya oleh Allah ta’ala.
Marilah kita isi hari-hari yang mulia ini dengan berbagai kebaikan dan ketaatan kepada Allah ta’ala.
Diantaranya, puasa mulai hari pertama sampai hari kesembilan, terutama puasa pada hari kesembilan yang disebut dengan puasa Arafah, berbakti kepada kedua orang tua, memperbanyak silaturrahim kepada sanak saudara, ziarah kubur, bertobat dari semua dosa, lebih giat lagi menghadiri majelis-majelis ilmu, memperbanyak membaca al-Qur’an, memperbanyak zikir, tasbih, tahmid, takbir dan tahlil, memperbanyak doa, memperbanyak shalat-shalat sunnah, memperbanyak sedekah dan lain sebagainya.
Hadirin rahimakumullah,
Begitu mulianya sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, sampai-sampai Allah subhanahu wa ta’ala bersumpah dalam Al-Qur’an dengan hari-hari itu dalam firman-Nya :
Maknanya: “Demi waktu fajar. Demi sepuluh malam pertama bulan Dzulhijjah. Demi hari arafah (tanggal 9 Dzulhijjah) dan demi hari raya qurban” (QS al-Fajr: 1-3)
BACA JUGA:Bekal Ketakwaan Dalam Menunaikan Ibadah Haji
BACA JUGA:Keutamaan Taubat Dalam Memelihara Ketakwaan kepada Allah SWT
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, al Bukhari, at-Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari sahabat Ibnu Abbas radliyallahu ‘anhum, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :