Antrean BBM Terurai, DPRD Provinsi Bengkulu Ajak Cari Solusi Jangka Panjang

Antrean BBM Terurai, DPRD Provinsi Bengkulu Ajak Cari Solusi Jangka Panjang--

RADAR BENGKULU – Antrean panjang kendaraan di SPBU yang sempat membuat kesal banyak pengendara di Bengkulu kini mulai terurai. Situasi yang semula memanas akhirnya berangsur normal. Ketua Komisi IV DPRD Provinsi Bengkulu, Usin Abdisyah Putra Sembiring, menyambut positif perkembangan ini. Namun, ia juga mengingatkan: “Jangan hanya tuntas di permukaan, akar masalah distribusi BBM harus dibenahi.”

Politisi Partai Hanura itu menyebut, kelangkaan BBM yang menyebabkan antrean panjang beberapa waktu lalu menjadi peringatan keras bagi semua pihak. “Ini bisa dibilang kejadian luar biasa. Bengkulu nyaris lumpuh akibat antrean BBM. Banyak warga kehilangan waktu produktif karena harus mengantre berjam-jam hanya untuk mendapatkan beberapa liter bensin,” kata Usin, Kamis (29/5).

Ia mengakui bahwa antrean yang mulai terurai sekarang tak lepas dari intervensi langsung Wakil Presiden RI, Gibran Rakabuming Raka, saat melakukan kunjungan kerja ke Bengkulu. Dalam kunjungannya itu, Gibran langsung menginstruksikan kepada Pertamina Patra Niaga untuk segera bertindak cepat menyelesaikan masalah.

"Begitu Wapres turun tangan, pergerakan Pertamina langsung terasa. Armada mobil tangki ditambah, distribusi BBM diperbanyak. Hasilnya? Antrean panjang langsung terurai,” jelas Usin.

BACA JUGA:Gotong Royong Bangun Rumah Korban Gempa, Gubernur Minta Bupati Ikut Turun Tangan

BACA JUGA:Bahas Penguatan Sektor Perikanan, Bupati Temui Kementerian Kelautan

Langkah cepat itu, menurut Usin, patut diapresiasi. Namun ia menegaskan bahwa permasalahan distribusi BBM di Bengkulu tidak boleh hanya ditangani saat sudah meledak. Dibutuhkan sistem distribusi yang lebih terstruktur dan berorientasi jangka panjang.

“Kalau hanya reaktif, kita akan terus mengulang pola yang sama. Tiap tahun antrean, tiap tahun panik. Ini tidak sehat. Yang dibutuhkan sekarang adalah solusi permanen,” tegasnya.

Usin mendorong Pertamina dan pemerintah pusat untuk menyusun ulang peta distribusi BBM di Bengkulu. Ia menyebut beberapa hal yang harus dievaluasi: kapasitas SPBU, ketepatan kuota BBM, hingga keandalan armada distribusi.

“Kalau SPBU terbatas dan armada tanki kurang, ya wajar masyarakat panik. Maka harus ada pemetaan ulang yang lebih cerdas,” ujarnya.

Selain itu, ia juga mengingatkan agar pihak berwenang memperhatikan faktor infrastruktur penunjang. Jalan distribusi yang buruk dan konektivitas antarwilayah yang lemah turut menyumbang lambatnya penyaluran BBM ke sejumlah titik.

“Pemerintah daerah juga jangan lepas tangan. Semua harus duduk bersama mencari solusi. Jangan baru ribut setelah antrean panjang terjadi,” sindirnya.

Menurut Usin, distribusi BBM yang lancar akan berdampak langsung pada roda ekonomi masyarakat. Ia menegaskan bahwa BBM bukan sekadar komoditas energi, tapi urat nadi aktivitas ekonomi.

BACA JUGA:Ini Cara Satgas TMMD ke 124 Berkomunikasi Dengan Warga Sekitar

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan