Polda Bengkulu Siap Kawal Pemulihan Pelabuhan Pulau Baai

Kapolda Bengkulu Irjen Pol Mardiyono S. Ik. M. SI--

RADAR BENGKULU –  Sejak Maret 2025, Pelabuhan Pulau Baai yang menjadi nadi logistik antara daratan Bengkulu dan Pulau Enggano mengalami pendangkalan serius. Akibatnya, kapal besar tak lagi bisa bersandar. Dampaknya langsung terasa pasokan bahan pokok terganggu, pengiriman hasil bumi melambat, dan harga kebutuhan melonjak tajam di Enggano.

Kondisi ini menjadi perhatian serius dalam rapat koordinasi lintas sektoral yang dipimpin langsung oleh Gubernur Bengkulu H. Helmi Hasan beberapa waktu lalu, bertempat di Gedung Pola Kantor Gubernur. Hadir dalam rapat tersebut sejumlah unsur penting, mulai dari Forkopimda, pejabat OPD, perwakilan TNI-Polri, hingga tokoh masyarakat Enggano.

Satu fakta mencuat dalam rapat itu, warga Enggano kini terpaksa menyewa kapal nelayan dengan tarif mahal. Yakni antara Rp 15 juta hingga Rp 20 juta per perjalanan pulang-pergi hanya untuk membawa hasil pertanian atau memenuhi kebutuhan pokok dari Bengkulu.

Menanggapi kondisi tersebut, Kapolda Bengkulu Irjen Pol Mardiyono, S.I.K., M.Si, menyampaikan bahwa Polda Bengkulu siap mengerahkan seluruh sumber daya untuk mendukung pemulihan, terutama dari aspek keamanan dan stabilitas sosial.

BACA JUGA:Berkomitmen Lestarikan Budaya, Bupati Kaur Hadiri Pembukaan Festival Tabut 2025 di Provinsi Bengkulu

BACA JUGA:Tradisi Kuda Lumping di Awal Muharram: Menjaga Tradisi, Menguatkan Identitas

“Kami siap turun penuh untuk mengawal proses percepatan perbaikan pelabuhan ini. Berapa pun personel yang dibutuhkan, akan kita siapkan sesuai dengan kebutuhan,” tegas Kapolda Mardiyono.

Menurutnya, pelibatan aparat bukan hanya untuk menjaga keamanan saat pengerukan alur pelabuhan berlangsung, tapi juga untuk menjamin kelancaran distribusi logistik, menghindari penimbunan, serta mencegah gesekan sosial di tengah kondisi darurat seperti ini.

Kapolda juga menegaskan bahwa sinergi dengan TNI, Pemda, dan pelaku usaha akan terus diperkuat agar solusi bisa cepat dieksekusi dan tepat sasaran.

“Pulau Enggano ini ibarat jantung kecil Bengkulu yang terisolasi. Kalau kita tidak cepat bergerak, dampaknya bisa makin luas. Jadi penanganan ini harus satu komando. Satu langkah,” ujarnya.

Sementara itu Gubernur Bengkulu, H. Helmi Hasan, SE menjabarkan tentang berbagai isu yang berkembang di Pulau Enggano, mulai dari anjloknya harga hasil bumi, kenaikan harga sembako, hingga keterbatasan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) dan pemadaman listrik bergilir. Meski demikian, ia menegaskan bahwa kondisi di lapangan masih dalam keadaan terkendali.

BACA JUGA:Indonesia dan Malaysia Sepakat Laut di Kawasan Ambalat Dikelola Bersama

BACA JUGA:Provinsi Bengkulu Tancap Gas Jalankan Inpres Percepatan Pembangunan Enggano

“Masyarakat Enggano itu sangat rajin dan pekerja keras. Tidak ada yang kelaparan di sana, karena sumber makanan masih banyak dan ketersediaan sembako pun sangat cukup. Hanya saja, daya beli masyarakat menurun karena pendapatan ikut berkurang,” terang Helmi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan