Petani Mukomuko Lakukan Penyemprotan Percepat Pembusukan Jerami Padi, Kurangi Risiko Gagal Panen

Petani Mukomuko Lakukan Penyemprotan Percepat Pembusukan Jerami Padi-Ist-

Toso menuturkan, kalau bekas batang padi langsung dibajak dan ditanam bibit padi, bekas jerami padi bisa saja menyebabkan jamur dan penyakit padi lainnya. Karena, tanpa perlakuan penyemprotan, penguraian atau pembusukan jerami padi menjadi lamban. 

 

"Kalau saya, sehari habis panen kemarin langsung saya semprot dengan racun rumput. Sekarang mati total. Seminggu setelah itu kita lakukan pembajakan. Setelah dibajak kita semprot dengan EM4 (mikroorganisme 4)," kata Toso saat ditanya pada hari Selasa, 13 Mei 2025. 

 

Ia mengatakan, ada juga petani di wilayah itu yang langsung mengaplikasikan campuran herbisida dicampur dengan biang bakteri fermentasi (EM4). Disemprot usai panen. 

 

"Ada yang campur racun rumput dengan EM4. Langsung semprot. Nanti setelah pembajakan, tidak lagi disemprot dengan EM4. Kalau saya pilih penyemprotan terpisah. Tapi maksud dan tujuannya sama. Biar jerami dan bekas batang padi cepat terurai menjadi unsur hara. Bukan jadi masalah," papar Toso. 

 

Ia mengatakan, sekarang ini, khususnya di wilayah SP5 Air Manjunto, beberapa petani sudah menyiapkan lahan untuk tanaman padi baru. 

 

Sementara di wilayah Lubuk Pinang masih ada yang menunggu panen. Bagi yang sudah panen, petani sudah mulai menyiapkan lahan. 

 

Ia juga yakin, asal pengolahan lahan dan penanaman padi tidak molor hingga akhir Juni 2025, tanaman padi di wilayah ini bisa selamat meski irigasi dikeringkan pada 1 September. 

 

"Jadwal pengeringan 1 September ini sudah tepat. Petani tidak begitu was-was sebenarnya, asal tidak menunda garap lahan. Apalagi katanya proyek pembangunan tetap jalan. Kalau mau aman, terakhir nanam itu pertengahan Juni. Insya Allah padi kita selamat," demikian Toso. (sam)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan