Rangkuman Rekomendasi Investasi 2Q25 oleh Chief Investment Officer DBS: Bertahan di Tengah Badai Tarif

Rangkuman Rekomendasi Investasi 2Q25 oleh Chief Investment Officer DBS: Bertahan di Tengah Badai Tarif-Ist-

Berikut adalah imbauan taktis dari DBS CIO untuk kuartal ini:

 

 

     Lintas Aset – Obligasi tetap menjadi pilihan di tengah meningkatnya ketidakpastian

 

Meskipun perekonomian AS menunjukkan ketahanan yang luar biasa, data terbaru mengindikasikan adanya perlambatan, dengan angka penjualan ritel dan kepercayaan konsumen yang lebih lemah dari perkiraan. Dampak negatif potensial dari kebijakan Trump juga belum sepenuhnya tercermin dalam kinerja keuangan perusahaan, mengingat kebijakan transaksionalnya yang masih berubah-ubah. Dalam kondisi ini, DBS CIO tetap lebih memilih obligasi dibandingkan saham sebagai strategi investasi utama.

 

 

2. Saham – Diversifikasi di luar S&P 500; cari peluang di Eropa yang sedang bangkit 

Euforia awal terhadap pelonggaran fiskal di bawah Trump 2.0 meredup dengan cepat, terbukti dari S&P 500 yang telah menghabiskan seluruh kenaikan pasca-pemilu. Sebaliknya, pasar Eropa dan Asia (di luar Jepang) justru mencatat lonjakan sepanjang kuartal ini. Menjelang kuartal berikutnya, DBS CIO menyarankan investor untuk menghindari "crowded trades" di AS dan mengalihkan fokus ke Eropa, khususnya sektor industri yang diuntungkan dari peningkatan belanja pertahanan dan infrastruktur. Selain itu, sektor teknologi dan konsumsi di Tiongkok juga menawarkan peluang menarik seiring meningkatnya permintaan perangkat berbasis AI.

 

 

Obligasi – Ketakutan akan tarif memicu arus ke aset safe haven; tetap overweight pada obligasi

 

Pada kuartal sebelumnya, DBS CIO memperingatkan bahwa ekspektasi kenaikan imbal hasil obligasi di bawah Trump 2.0 mungkin tidak sepenuhnya terjadi, mengingat pemerintahan baru perlu menaikkan tarif untuk sebagian membiayai pemotongan pajaknya. Dampak ekonomi dari perang dagang global akhirnya menekan imbal hasil obligasi—dan itulah yang kini terjadi. Sejak puncaknya pada 14 Januari, imbal hasil US Treasury 10 tahun anjlok seiring meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap tarif. Sementara itu, spread kredit investment grade (IG) dan high yield (HY) AS tetap stabil meskipun ketidakpastian kebijakan kembali meningkat, didukung oleh beberapa faktor utama: 1) fundamental korporasi masih solid, dengan risiko gagal bayar yang tetap rendah, 2) imbal hasil yang menarik, menjaga aliran dana ke pasar kredit, dan 3) Kemungkinan kenaikan suku bunga The Fed tetap rendah, mengingat risiko perlambatan ekonomi kembali meningkat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan