Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Hidup Melalui Khusyuk dalam Shalat
Ahmad Sidik-Adam-
Artinya, “Khusyuk adalah kondisi di dalam hati. Dimana efeknya adalah ketenangan yang ada pada anggota badan dengan menunduk dan diam.”
Perhatikan juga syarat-syarat, kesunnahan dan keutamaanya. Shalat yang tidak hanya menggugurkan kewajiban, tapi sekaligus memperhatikan keafdhalannya. Shalat yang tidak hanya asal selesai, tapi sekaligus menjaga kesempurnaannya. Sehingga melaksanakan shalat secara berjamaah, bukan sendirian. Fokus dan serius, tidak memikirkan pekerjaan dan segala hal yang bersifat duniawi. Anggota badan tenang, tidak main-main apapun yang merusak konsentrasi fisik dan pikiran.
Ma’asyiral Muslimin jamaah Jumat yang dirahmati Allah SWT
Imam Muhammad Ar-Razi Fakhruddin juga menegaskan:
Artinya, “Barangsiapa yang shalat, maka Allah jaga dari perbuatan keji dan munkar”. Maka, mulailah dengan shalat untuk meningkatkan kualitas hidup kedepan. Semangat kerja dievaluasi agar berkualitas, tapi semangat shalat juga lebih diperhatikan. Koreksi amal perbuatan terus dioptimalkan, tapi koreksi shalat perlu menjadi skala prioritas.
Kedahsyatan shalat mempengaruhi manusia untuk memperbaiki kualitas hidup. Karena shalat mampu mengetuk hati untuk berbenah diri, dimana hati adalah akar dari anggota badan yang lain. Jika ia baik, maka baik pula anggota badan yang lain. Begitu juga sebaliknya. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Ibnu Ajibah:
Artinya, “Sesungguhnya shalat dapat menyucikan hati dari kejelekan dan kesalahan”.
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat yang Dirahmati Allah
Ketika ditanya kenapa banyak perbuatan keji dan kemunkaran di era modern ini, sedangkan banyak masjid dan mushalla didirikan sebagai tempat shalat? Kenapa banyak pelaku kejahatan, korupsi, pezina, pemabuk dan tindakan amoral lainnya, sedangkan mereka shalat? Kata Imam Al-Ghazali, sebagaimana dikutip oleh Imam Al-Munawi:
Artinya, “Shalatnya orang yang lalai tidak dapat mencegah perbuatan keji dan munkar”. Maka kembali ke materi awal, shalat harus khusyuk sebagai cara terbaik untuk meningkatkan kualitas hidup. Jika tidak, maka shalat hanya menggugurkan kewajiban, tidak memberi dampak positif terhadap realitas hidup kedepan.