RADAR BENGKULU - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi kembali mendorong inovasi pendidikan dengan mengembangkan media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi terkini.
Sebuah projek yang digarap oleh dosen dari Universitas Dehasen Bengkulu, yakni Dr. Mesterjon sebagai ketua TIM peneliti, Dr.Suwarni, S.Kom, M.M. dan Khairil, M.Kom sebagai anggota.
Tim peneliti pada 14 Oktober 2024 telah melakukan uji validasi di SMKN 3 Kota Bengkulu. Prototipe ini menggabungkan platform Quizizz yang populer di kalangan pendidik dengan teknologi Augmented Reality (AR) 3D, menghasilkan pengalaman belajar interaktif yang diharapkan mampu meningkatkan minat dan pemahaman siswa dalam proses belajar.
Pengembangan ini didesain untuk menambahkan elemen interaktif dalam pembelajaran, memberikan sensasi belajar yang menyerupai pengalaman bermain gim, namun tetap mengedepankan muatan edukasi.
“Teknologi AR memungkinkan penggabungan benda abstrak menjadi realitas yang kemudian divisualisasikan secara real-time. Saat diuji di SMKN 3 Kota Bengkulu, siswa tidak hanya belajar, tetapi juga merasakan pengalaman yang lebih visual dan interaktif,” jelas Dr. Masterjon saat ditemui di SMKN 3 Kota Bengkulu.
BACA JUGA:HUT ke-18 SMKN 9 Kota Bengkulu, Plt Gubernur Rosjonsyah Beri Semangat dan Motivasi
BACA JUGA:Udara Tetap Segar Dengan Bantuan Tanaman Lidah Mertua
Dalam uji validasi yang dilaksanakan di SMKN 3, inovasi ini dihadiri oleh siswa dan dewan guru sebagai bagian dari upaya pengujian prototipe. Fokus pembelajaran dalam uji coba kali ini adalah materi pengenalan perangkat keras komputer pada jurusan Teknik Komputer dan Jaringan (TKJ).
Berdasarkan hasil pengujian, proyek ini mendapatkan sambutan positif dari siswa dan guru yang menyaksikan betapa efektif dan menariknya media pembelajaran berbasis AR dalam membantu siswa memahami materi yang disampaikan.
Prototipe ini dirancang tidak hanya untuk siswa tingkat SMK, namun juga siswa SMP dan SMA, para pengajar, institusi pendidikan yang menerapkan kurikulum Merdeka Belajar, serta orang tua sebagai pendukung pembelajaran di rumah.
“Selain siswa, guru dapat menggunakan media ini sebagai alat bantu yang membuat proses belajar mengajar lebih menarik. Dengan AR, setiap materi bisa diproyeksikan lebih nyata dan memudahkan penyerapan materi bagi siswa dengan berbagai gaya belajar,” tambah Dr. Mesterjon.
Penggunaan teknologi AR yang diusung oleh prototipe ini diklaim mampu memenuhi kebutuhan berbagai institusi pendidikan yang menginginkan pendekatan modern dalam sistem pengajaran. AR memberikan pengalaman belajar yang lebih mendalam dan realistik, sehingga membantu siswa merasakan pembelajaran yang menyenangkan dan penuh makna. Dengan menggunakan perangkat umum seperti smartphone atau tablet, prototipe ini memiliki tingkat aksesibilitas yang tinggi, memungkinkan siswa belajar dimana saja.
BACA JUGA:Peringatan Hari Museum Nasional di Bengkulu, Masyarakat Diajak Lebih Dekat dengan Sejarah Lokal
BACA JUGA:Jelang Pilkada 2024, KPU Provinsi Bengkulu Lakukan Sosialisasi Menangkal Berita Hoax
“Proyek ini memiliki potensi komersial yang besar karena mampu menyediakan metode belajar yang modern dan interaktif. Dengan model berlangganan atau lisensi, sekolah-sekolah yang ingin menerapkan kurikulum Merdeka Belajar bisa memanfaatkannya untuk memperkaya pengalaman belajar siswa,” ujar Dr. Mesterjon.