RADAR BENGKULU, MANNA - Tikus merupakan hewan penular utama yang menyebabkan Leptospirosis yaitu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Leptospira SP.
Kepala Dinas Kesehatan Bengkulu Selatan Didi Ruslan,M.Si mengatakan penyakit ini menular dari hewan kemanusia dan dapat berakibatkan kematian. Yang mana menular lewat urine tikus atau hewan lain yang terinfeksi yang masuk melalui luka dikulit dan selaput lendir.
"Untuk melakukan pencegahan ada yang harus kita lakukan, dengan cara melaksanakan PHBS, sanitasi ataupun kebersihan lingkungan, pengendalian binatang rodent (tikus). Bagi masyarakat yang rentan terkena penyakit ini, untuk selalu memperhatikan gejala yang terjadi pada tubuh,"kata Didi diruangnnya, Jumat (22/12).
BACA JUGA:ASN dan PHL yang Rajin Mendapatkan Apresiasi dan Reward dari Pemerintah
Adapun tujuh pekerjaan orang yang berisiko terkena penyakit Leptospirosis yaitu Petani, Pemancing atau pekerja tambak, pekerja rumah potong hewan, dokter dan peternak hewan, petugas laboratorium, pemulung dan petugas kebersihan dan pembantu rumah tangga.
Apabila nantinya masyarakat terkena penyakit ini, untuk gejala Leptospirosis ada dua macam. Leptospirosis ringan dengan demam 38.5 Celsius, sakit kepala badan lemah, nyeri otot hingga kesulitan berjalan, kemerahan pada selaput putih mata, kekuningan pada mata dan kulit, sedangkan untuk Leptodpirosis berat Ikterus (kuning), disfungsi ginjal, nekrosis hati, disfungsi patut - paru dan pendarahan.
BACA JUGA:498 Warga Bengkulu Selamatkan Bumi Lewat Sekolah Energi Bersih Jilid II
BACA JUGA:Pemerintah Desa Teluk Anggung Gelar MDST
"Jika nantinya terjadi gejala itu pada kita segeralah berobat ke Puskesmas untuk mengambil tindakan awal. ataupun nanti langsung kesarana pelayanan kesehatan terdekat. Yang paling penting kita mulai dari diri sendiri untuk menjaga kebersihan setelah beraktifitas agar tidak terkontaminasi denga urine tikus,"pungkas Didi.(afa)