radarbengkulu.bacakoran.co - Indonesia terus menduduki peringkat pertama dalam pengunggahan konten penyiksaan hewan di media sosial, menurut penelitian terbaru dari Asia for Animals Coalition.
Dilansir pada Coconuts.co, dalam riset yang menganalisis 5.480 konten global, sebanyak 1.626 konten ditemukan berasal dari Indonesia, menyoroti tingkat keparahan masalah ini di negara tersebut.
Sebagian besar konten tersebut menampilkan tindakan kekerasan yang jelas dan tidak etis terhadap hewan, termasuk tema seperti penyelamatan palsu, hewan liar sebagai peliharaan, dan penggunaan hewan sebagai hiburan.
BACA JUGA:Bahaya Microplastic di Lautan: Bagaimana Ini Mempengaruhi Kesehatan Manusia dan Hewan
BACA JUGA:Apa sih Keuntungan Memelihara Hewan dan Apa Pula Tantangannya? yuk simak
Konten ini sering kali ditemukan di platform seperti YouTube, TikTok, dan Facebook, dan telah mengumpulkan lebih dari 5,3 miliar tampilan secara kolektif.
Penyebab Tingginya Jumlah Konten Penyiksaan Hewan di Indonesia
Tingginya jumlah konten penyiksaan hewan di Indonesia dapat ditelusuri pada beberapa faktor yang saling berinteraksi. Berikut adalah beberapa penyebab utama yang berkontribusi terhadap masalah ini:
1. Kurangnya Kesadaran dan Pendidikan tentang Perlindungan Hewan
Banyak masyarakat yang belum memahami pentingnya perlindungan hewan. Pendidikan mengenai hak hewan dan perilaku etis terhadap hewan sering kali kurang diintegrasikan dalam kurikulum pendidikan formal dan informal. Akibatnya, perilaku kekerasan terhadap hewan dianggap sebagai hal yang normal atau tidak penting.