Nama "mie comot" berasal dari cara makannya yang unik; mie ini tidak disajikan dengan sendok atau garpu, melainkan dengan menggunakan tangan.
Dalam bahasa Sunda, "comot" berarti menjemput atau mengambil dengan beberapa jari tangan, yang menjadikan pengalaman menikmati mie ini semakin menarik.
Melansir dari sumber RRI, Ibu Desi, seorang penjual mie comot berusia 35 tahun yang berlokasi di Bandung, bahwa ia telah berjualan mie comot selama hampir tiga tahun.
Ia mengaku sangat senang melihat antusiasme masyarakat yang tinggi terhadap dagangannya.
Setiap hari, ia membuka lapak mulai pukul 05. 00 pagi dan dalam waktu singkat, mie comotnya sudah ludes terjual sebelum pukul 09. 00.
"Alhamdulillah, setiap hari saya berjualan mie comot, dan respon masyarakat sangat luar biasa. Saya merasa sangat senang," katanya dengan penuh semangat.
Desi juga berharap agar masyarakat terus melestarikan makanan tradisional, terutama makanan khas daerahnya, sehingga dapat tetap terjaga dan dicintai oleh banyak orang.