Kisah Perjuangan Desa Binaan BSI Klaster Nilam Aceh Sampai Berhasil Ekspor

Para petani nilam di desa telah berhasil mengubah nasib mereka, dari sekadar petani subsisten menjadi pengusaha minyak nilam yang mampu menembus pasar ekspor-Ist-

Meski demikian, tantangan tetap ada. Ali menjelaskan modal yang dibutuhkan untuk memulai budidaya nilam: Biaya operasional awal untuk ke lahan di pegunungan: Rp 500.000/orang; 2.500 bibit nilam; 3 gulung kawat duri untuk pagar beserta tiang kayunya; dan 2 ton pupuk kompos.

 

Rencana Jangka Panjang

 

Kesuksesan ini bukan akhir dari perjuangan mereka. Ali mengungkapkan rencana jangka panjang kelompok tani Ekspansi perluasan lahan melalui kemitraan dengan petani di luar daerah binaan, dengan target luas 25 hektar dan produksi 4 ton minyak per tahun.

 BACA JUGA:6 Ciri-Ciri Orang Baik dari Wajah Menurut Psikologi: Memahami Karakter Melalui Ekspresi

BACA JUGA:7 Laptop Tipis Terbaik untuk Mobilitas Tinggi: Ringan dan Kuat untuk Segala Aktivitas

Pengembangan kemampuan petani hingga mampu memproduksi produk turunan minyak nilam seperti parfum, sabun, dan aromaterapi. Sertifikasi bibit nilam hingga layak kirim lintas provinsi.

Ali menutup wawancara dengan pesan bijak, "Jangan latah dengan harga tinggi baru mulai berbudidaya nilam. Setialah dengan nilam karena nilam itu mirip emas, harganya tidak akan jatuh."

 

Kisah Desa Umong Seuribee ini menjadi bukti nyata bahwa dengan dukungan yang tepat, kerja keras, dan semangat pantang menyerah, sebuah desa bisa mengubah nasibnya. Dari desa tertinggal, kini mereka telah berhasil menembus pasar ekspor, membuktikan bahwa impian untuk sejahtera bisa diraih dengan ketekunan dan kerja sama yang baik.

 

Saat ini, minyak nilam dari kelompok binaan yang dibeli oleh PT UGreen 100% memiliki orientasi ekspor. Untuk rencana jangka panjang, terdapat beberapa strategi yang akan diimplementasikan. Pertama, ekspansi perluasan lahan melalui kemitraan dengan petani di luar daerah binaan, dengan target luas 25 hektar dan produksi 4 ton minyak per tahun.

 

Kedua, pengembangan kemampuan petani hingga mampu memproduksi produk turunan minyak nilam seperti parfum, sabun, dan aromaterapi. Ketiga, sertifikasi bibit nilam hingga layak kirim lintas provinsi untuk memperluas jangkauan distribusi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan