Rangkuman dan Ringkasan Investasi 4Q24: Di Titik Optimal
Normalisasi oleh Bank Sentral Jepang (BOJ) akan berlanjut, sementara dukungan kebijakan lebih lanjut diperlukan untuk Tiongkok-Ist-
radarbengkulu.bacakoran.co - Perubahan kebijakan the Fed menandai dimulainya penurunan suku bunga setidaknya sebesar 150 bps. Pelonggaran oleh Bank Sentral Eropa (ECB) berlanjut dengan penurunan suku bunga kedua untuk tahun ini. Normalisasi oleh Bank Sentral Jepang (BOJ) akan berlanjut, sementara dukungan kebijakan lebih lanjut diperlukan untuk Tiongkok.
Prospek Ekonomi
Penurunan suku bunga sebesar 50 bps oleh the Fed akan menopang kemungkinan terjadinya perlambatan ekonomi terkendali (soft landing), bertolak belakang dengan skenario resesi. Momentum di Eropa meredup seiring pelemahan pertumbuhan ekonomi berlanjut. Ekspor Asia di atas ekspektasi dengan meningkatnya siklus permintaan elektronik global.
Ekuitas
BACA JUGA:Potensi Investasi di Kaur, Bank Indonesia Survey AMDK Berseri dan Komoditas Kopi
BACA JUGA:Paslon Dani-Sukatno Sudah Penuhi Syarat, Fokus Program Pendidikan dan Investasi
Pertumbuhan ekonomi moderat dan pelemahan dolar akan memberikan keuntungan pada sektor-sektor defensif seperti utilitas, kebutuhan pokok konsumen, dan perawatan kesehatan. Penurunan suku bunga akan mendorong saham-saham ASEAN dan DIRE Asia.
Kredit
Faktor-faktor menguntungkan tetap ada pada obligasi berperingkat A/BBB dengan jangka waktu bervariasi (barbell) antara obligasi berjangka waktu 1-3 tahun untuk memitigasi risiko reinvestasi dan obligasi berjangka waktu 7-10 tahun untuk mendapatkan premi risiko dan selisih imbal hasil. MBS AS dan obligasi Eropa siap untuk menawarkan nilai lebih tinggi dari biaya yang dikeluarkan.
Suku Bunga
Kurva imbal hasil yang tajam untuk AS dan Eropa dengan pelonggaran kebijakan yang diterapkan. BOJ tetap merupakan pengecualian, mengimplikasikan bahwa kurva obligasi pemerintah Jepang (JGB) cenderung mendatar. Sementara penurunan imbal hasil berlangsung pada obligasi pemerintah Tiongkok.
Mata Uang
Indeks dolar AS (DXY) di bawah 100 kemungkinan besar akan terjadi pada periode kepresidenan AS mendatang, didorong oleh penurunan suku bunga the Fed di tengah perlambatan pertumbuhan perekonomian. Mata uang Asia akan menguat karena kawasan ini menopang pertumbuhan global, didukung oleh pemulihan ekspor.
Alternatif