Rangkuman dan Ringkasan Investasi 4Q24: Di Titik Optimal

Normalisasi oleh Bank Sentral Jepang (BOJ) akan berlanjut, sementara dukungan kebijakan lebih lanjut diperlukan untuk Tiongkok-Ist-

harga emas dipastikan akan terus naik dengan penurunan suku bunga di depan mata. Di pasar swasta, dana sekunder mengalami kenaikan fenomenal karena permintaan likuiditas di tengah-tengah lingkungan IPO dan M&A lebih ketat sebagai strategi untuk keluar dari bisnis mereka. 

Komoditas

 

Harga komoditas lemah karena melambatnya momentum ekonomi. Harga minyak diperkirakan sudah mencapai titik terendah seiring permintaan pasokan mulai meningkat. Logam mulia kembali memberikan kinerja di atas rata-rata.

 

 

Fokus tematik: Pasar Saham ASEAN

ASEAN akan mendapatkan keuntungan sebagai blok ekonomi strategis Tiongkok+1. Kondisi menguntungkan dari suku bunga lebih rendah dan dolar lebih lemah untuk mempertahankan momentum pertumbuhan yang kuat.

Dalam dua triwulan terakhir, DBS CIO telah menguraikan pandangan bahwa aset-aset berisiko sedang menarik. Memasuki triwulan keempat, aset berisiko akan tetap berada di posisi baik karena penurunan suku bunga acuan sebesar 50 bps secara mengejutkan oleh Bank Sentral AS (the Fed) akan meningkatkan peluang untuk perlambatan terkendali (soft landing). Gabungan antara pelonggaran suku bunga dan ketahanan ekonomi, disertai kemajuan teknologi yang mendorong peningkatan produktivitas, akan menguntungkan aset berisiko. 

 

Kondisi bullish di pasar saham dipastikan akan terus berlanjut, dengan perluasan ke sektor-sektor dengan pertumbuhan yang tertunda. Perusahaan-perusahaan teknologi raksasa AS terus menunjukkan performa baik dalam pertumbuhan portofolio DBS CIO - tidak seperti gelembung dot-com pada tahun 1990-an, revolusi AI saat ini dipimpin oleh bisnis besar menguntungkan yang didanai oleh likuiditas di pasar, bukan oleh utang. DBS CIO berpendapat bahwa revolusi AI masih dalam tahap awal, dan terus memiliki potensi pertumbuhan sangat besar.

 

Meskipun skenario soft landing tetap mendasari pemikiran DBS CIO, perlu disadari bahwa pertumbuhan ekonomi sedang melambat. Untuk menyikapi kondisi imbal hasil obligasi yang akan terus menurun dan melemahnya permintaan agregat (top-line) akibat memudarnya momentum ekonomi, kita perlu mendapatkan eksposur terhadap aset-aset berisiko yang dapat mengakomodasi (i) permintaan konsumen yang tangguh meskipun terjadi penurunan makro secara keseluruhan, dan/atau (ii) manfaat dari penurunan imbal hasil obligasi dan pelemahan dolar. Aset-aset tersebut antara lain:

 

Sektor-sektor defensif: Analisis DBS CIO terhadap siklus penurunan suku bunga sebelumnya menunjukkan bahwa sektor utilitas, kebutuhan pokok, dan kesehatan cenderung berkinerja lebih baik (secara tiga bulanan) setelah penurunan suku bunga awal. Selain permintaan konsumen di sektor-sektor ini statis, sektor-sektor seperti utilitas memberikan imbal hasil dividen di atas rata-rata, sebesar sekitar 3,0% (dibandingkan sekitar 1,4% untuk S&P 500), yang menarik bagi para investor yang memburu imbal hasil tinggi. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan