123 WNI di Iran dan Yerusalem Sudah Dievakuasi Pemerintah, Proses Masih Berlanjut

Pemerintah Percepat Evakuasi WNI di Iran, Menkopolkam, 29 Orang Tiba di Jakarta Pada Esok Hari-Disway-Anisha Aprilia ---
RADAR BENGKULU - Pemerintah Indonesia telah berhasil mengevakuasi 123 Warga Negara Indonesia (WNI) dari wilayah yang tengah dilanda ketegangan, yakni Iran dan kawasan Tel Aviv, Yerusalem, serta Arabah.
Seperti dikutip dari laman harian.disway, Menteri Luar Negeri Sugiono menyampaikan, sebanyak 97 WNI dievakuasi dari Iran dan 26 lainnya dari wilayah Israel dan sekitarnya.
Lebih lanjut dikatakan, evakuasi dilakukan melalui koordinasi antara Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Teheran dan Amman, dengan jalur evakuasi melalui Azerbaijan.
Sugiono menegaskan bahwa proses pemulangan akan terus berlanjut seiring dengan pemantauan kondisi di lapangan.
“Saat ini kami masih melanjutkan evakuasi untuk WNI yang berada di lokasi rawan. Kami lakukan secara bertahap dan sesuai kondisi di lapangan,” ujar Sugiono di kompleks parlemen, Jakarta, pada Senin, 30 Juni 2025.
BACA JUGA:Kemensos Minta Pemda Jadi Penjamin Mutu Sekolah Rakyat
BACA JUGA:1.250 Unit Lampu Telah Terpasang, Kota Bengkulu Semakin Terang Benderang
Mmenurut data di Kementerian Luar Negeri, terdapat 386 WNI yang tercatat berada di Iran. Dari jumlah tersebut, selain yang telah dievakuasi, sebagian memilih untuk tetap tinggal di negara tersebut karena alasan pribadi atau pekerjaan.
Sedangkan jumlah WNI yang tercatat berada di kawasan Tel Aviv, Yerusalem, dan sekitarnya mencapai 167 orang. Beberapa diantaranya belum menyatakan kesediaan untuk dievakuasi.
Meskipun demikian, pemerintah tetap melakukan pemantauan terhadap situasi dan kondisi mereka secara intensif.
“Sebagian WNI memang belum mau dievakuasi, tetapi kami terus memantau perkembangan dan berkomunikasi dengan mereka,” tambah Sugiono.
Ia juga menekankan pentingnya gencatan senjata yang sedang berlangsung di kawasan tersebut, dengan harapan kondisi akan tetap aman bagi WNI yang belum dievakuasi. Dalam menghadapi kemungkinan memburuknya situasi, pemerintah telah membentuk tim tanggap krisis (crisis response team) sebagai langkah antisipasi.
“Jika situasi memburuk, tim ini akan segera bergerak untuk melakukan evakuasi lanjutan bagi WNI yang masih tertinggal,” tegas Menlu Sugiono.(*)