Menyikapi Perbedaan Faham Keagamaan

Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag-Adam-
Khatib : Dr.H. Rozian Karnedi, M.Ag
(Dosen dan Direktur Ma’had al-Jamiah UIN FAS Bengkulu, Ketua Komisi Infokom MUI Provinsi Bengkulu, Wakil Rois Syuriyah Nahdlatul Ulama Provinsi Bengkulu).
Disampaikan di : Masjid Jami" Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang, Kecamatan Gading Cempaka, Kota Bengkulu
Ma’asyiral Muslimin Jamaah Jumat Rahimakumullah
Perbedaan merupakan sunnatullah. Allah memang menciptakan manusia berbeda dari segi fisik, warna kulit, perkerjaan, suku, ras, agama, dan amalan. Allah sengaja menciptakan perbedaan untuk menguji manusia siapa yang bisa menyikapi perbedaan tersebut dengan bijak.
Firman Allah yang artinya:“Dan demikian (pula) di antara manusia, makhluk bergerak yang bernyawa dan hewan-hewan ternak ada yang bermacam-macam warnanya (dan jenisnya). Di antara hamba-hamba Allah yang takut kepada-Nya, hanyalah para ulama. Sungguh, Allah Mahaperkasa, Maha Pengampun.” (QS Fatir: 28)
Firman Allah yang artinya: “Dan sekiranya Allah menghendaki niscaya Dia jadikan mereka satu umat, tetapi Dia memasukkan orang-orang yang Dia kehendaki ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka pelindung dan penolong.” (QS Asy-Syura: 8)
Firman Allah Artinya:
“....Kalau Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap karunia yang telah diberikan-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada Allah kamu semua kembali, lalu diberitahukan-Nya kepadamu terhadap apa yang dahulu kamu perselisihkan.” (QS Al-Maidah: 48)
Kalau perbedaan perlu disikapi dengan baik dan bijaksana. Jika perbedaan fisik dan bahasa, maka tentu kita harus saling menghormati dan menghargai. Namun beda halnya jika perbedaan dalam paham kegamaan. Terkait paham keagamaan, maka harus bijaksana menyikapinya secara proporsional.
Dalam hal ini diperlukan sikap tawasuth atau moderat. Ada yang perlu ditoleransi dan ada yang perlu diamputasi dibuang dan ditinggalkan. Namun fakta yang terjadi, banyak orang terlalu ekstrem selalu membenci, menganggap kafir, sesat dan memerangi setiap orang yang berbeda dengannya. Namun juga terdapat orang yang terlalu longgar dan kebablasan selalu menoleransi dan menerima dan mencampur adukkan semua paham keagamaan yang menyimpang.
Nabi telah mempredeksikan akan munculnya aliran-aliran sesat di akhir zaman. Menurut Rasulullah, umat beliau akan terpecah menjadi 73 golongan. Sebagaimana disebutkan dalam hadis berikut yang artinya: dari Abdullah bin Amru dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: " Ummatku akan terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan semuanya masuk ke dalam neraka kecuali satu golongan. "
Para sahabat bertanya, "Siapakah mereka wahai Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Mereka adalah golongan yang mana aku dan para sahabatku berpegang teguh padanya."
Dari hadis Nabi di atas dapat disimpulkan bahwa tidak semua paham keagaman tersebut sesat. Masih ada kelompok yang berada dalam kebenaran. Yakni kelompok yang manhajnya berpegang teguh dengan Alquran, hadis dan mengikuti sahabat-sahabat Nabi.