Nilai Waktu Luang bagi Seorang Muslim
Dr. Ismail Jalili, M.A--
"Dan orang-orang yang mengerjakan kejahatan (mendapat) balasan yang setimpal dan mereka ditutupi kehinaan. Tidak ada bagi mereka seorang pelindung pun dari (azab) Allah, seakan-akan muka mereka ditutupi dengan kepingan-kepingan malam yang gelap gulita." (QS. Yûnus: 27)
Oleh karena itu, mengapa seseorang tidak mau berusaha untuk selalu berlomba-lomba melakukan kebaikan dan kebajikan (amal shaleh)! ? Bukankah sikap itulah yang akan mendidik dirinya menjadi orang yang baik! ?.
Kita harus menyadari bahwa apa yang kita perbuat di dunia ini, baik dan buruk, maka itulah yang akan membentuk kepribadian kita sehari-hari. Perbuatan baik akan mendidik kita menjadi baik, dan sebaliknya, perbuatan buruk dan tercela akan membentuk kepribadian kita menjadi buruk dan tidak terpuji.
Jadi, tidak ada istilah waktu luang berlalu tanpa nilai manfaat dan kebaikan pada diri seorang muslim. Baginya waktu luang adalah kesempatan untuk beralih (berpindah) dari suatu aktivitas yang sudah dilakukan dengan aktivitas lain yang akan dilakukan. Asas mencapai kebaikan hidup dan nilai ibadah di sisi Allah SWT harus menjadi pegangan (prinsip) umat Islam dalam memanfaatkan waktu luangnya, sehingga waktu yang merupakan sesuatu yang bernilai dan berharga dalam kehidupannya di dunia tidak menjadi sia-sia. Sejatinya, seorang muslim yang hatinya selalu mengingat Allah dan ruhnya yang selalu tunduk kepada-Nya, akan mampu mengatur dan mengolah waktu luangnya dengan baik.
Semoga Allah SWT memberikan kita kesadaran dan kemampuan untuk mengolah waktu yang diberikan, sehingga ia benar-benar menjadi nikmat bukan azab dalam kehidupan kita sehari-hari.. Aamin ya Rabbal alamin.(ae4)