Cuaca Buruk Jadi Alasan Kekosongan BBM di Bengkulu
sejumlah kendaraan antre untuk mengisi BBM--
RADAR BENGKULU – Kekosongan stok bahan bakar minyak (BBM) di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di wilayah Bengkulu memicu antrean panjang kendaraan. Situasi ini diperparah oleh cuaca buruk yang menghambat pengiriman BBM, seperti diakui Pertamina.
Sales Area Manager Pertamina Bengkulu, Mochammad Farid Akbar, membenarkan bahwa salah satu penyebab kekosongan BBM di SPBU adalah kondisi cuaca yang buruk. Hal ini mengganggu jadwal kedatangan kapal pengangkut BBM.
"Iya, salah satunya karena cuaca buruk. Kapal yang seharusnya bersandar kemarin baru bisa tiba pagi ini," ungkap Farid saat dihubungi pada Minggu, 8 Desember 2024.
Menurut Farid, distribusi BBM ke Kota Bengkulu dipasok dari Fuel Terminal di Lubuklinggau, Sumatera Selatan. Ia juga menjelaskan bahwa keterlambatan pengiriman akibat cuaca buruk bukanlah hal yang dapat dihindari.
Berdasarkan data, konsumsi harian rata-rata BBM jenis gasoline di Bengkulu selama November 2024 mencapai 795 kiloliter per hari, sedangkan gasoil mencapai 319 kiloliter per hari. Pertamina juga berkomitmen untuk bersinergi dengan aparat penegak hukum guna memastikan distribusi BBM, khususnya produk bersubsidi, tetap lancar dan tepat sasaran.
BACA JUGA:Kelanjutan Program Pemutihan Pajak Kendaraan di Bengkulu Menunggu Keputusan Gubernur Baru
BACA JUGA:11 Peserta Tidak Hadir Seleksi Kompetensi PPPK Langsung Gugur
"Kami akan terus memastikan distribusi BBM subsidi berjalan lancar dan diterima oleh masyarakat yang berhak," tambah Farid.
Namun, pernyataan ini sedikit bertolak belakang dengan komitmen Pertamina sebelumnya yang menyatakan bahwa pasokan BBM bagi masyarakat akan tetap aman. Dalam keterangan resminya beberapa waktu lalu, Area Manager Communication, Relation, dan CSR Sumbagsel, Tjahyo Nikho Indrawan, menyatakan bahwa Pertamina telah melakukan persiapan untuk menjamin pasokan BBM, LPG, serta Avtur menjelang Natal dan Tahun Baru (Nataru).
"Kami telah menyiapkan Tim Satgas Nataru yang mulai bertugas pertengahan Desember. Selain itu, kami juga menambah jam operasional Fuel Terminal BBM serta menyiapkan SPBU siaga di jalur-jalur strategis," jelas Nikho.
Di sisi lain, warga Kota Bengkulu mulai mengeluhkan dampak dari kekosongan BBM subsidi di SPBU. Feldi Latul Imam (27), warga Kampung Bali, mengungkapkan bahwa dirinya terpaksa mengisi BBM non-subsidi karena sudah mendapati tiga SPBU yang tidak memiliki stok.
BACA JUGA:Permintaan Batu Bata Meningkat, Produksi Terkendala Cuaca
BACA JUGA:Dinas Perkim FGD Laporan Akhir Pencegahan Kualitas Perumahan Kumuh dan Pemukiman Kumuh (RP2KPKPK)
"SPBU di Kampung Bali kosong. Begitu juga SPBU di sekitar Unib. Akhirnya terpaksa beli Pertamax. Ini jelas memberatkan, apalagi saya masih sangat bergantung pada BBM subsidi," keluh Feldi.