Memohon Dijauhkan dari Hati yang Mati

Ilham Robbyansa--

Khatib : Ilham Robbyansa

Disampaikan di : Masjid Besar Al-Amin, Jalan RE Martadinata Kelurahan Kandang, Kecamatan Kampung Melayu, Kota Bengkulu

Jamaah Shalat Jumat Rahimakumullah

Sebelum menyampaikan materi khutbah pada kesempatan yang baik ini,  saya berwasiat kepada diri pribadi dan juga kepada jamaah semuanya untuk bersama-sama meningkatkan ketakwaan kepada Allah Swt. Sebab, takwa merupakan bekal terbaik kita menghadapi kehidupan akhirat kelak, di samping sebagai perisai diri kita dalam rangka menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Kita tahu bahwa hati adalah unsur yang sangat penting dalam diri kita. Bahkan hati menjadi pendorong, sekaligus penentu dari perilaku-perilaku baik yang akan kita lakukan. Pada saat yang sama, hati juga dapat menjadi sarana untuk mencegah sikap-sikap kita akan semua hal yang dilarang oleh agama.

Itu sebabnya, kita mesti menjaga hati dari segala hal yang merusak. Sehingga hati ini terus hidup, mengajak terhadap kebaikan sebagai bekal kita di dunia untuk menghadapi kehidupan berikutnya. 

Jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Sabda Rasulullah tersebut harus menjadi pengingat kita bersama agar jangan sampai hati ini rusak ataupun mati, sehingga tak punya sensitivitas terhadap apapun. Termasuk terhadap petunjuk dan ajakan-ajakan istikamah melaksanakan aneka kebaikan sebagaimana yang digariskan syariat.

 Ini tentu sangat bahaya. Orang yang hatinya sudah mati, ia hidup hanya dengan raganya saja, tapi sesungguhnya kosong akan nilai-nilai spiritual.

Imam Ibnu Athaillah dalam Matan Al-Hikam-nya menyebutkan tanda hati seseorang yang sedang mati. Artinya, “Salah satu kematian hati adalah tidak adanya kesedihan atas kesempatan ibadah yang terlewat dan tidak adanya penyesalan atas kekhilafan yang pernah dilakukan.”

Demikian ini, sama halnya dengan apa yang dijelaskan Syekh Ibnu Ajibah. Namun, beliau menambahkan satu lagi tanda hati yang sudah mati. Pertama, tidak bersedih atas kesempatan ibadah yang terlewat. Kedua, tidak menyesali perbuatan buruk yang telah dilakukan. Ketiga bersahabat dengan orang-orang lalai yang juga mati hatinya.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah

Tanda-tanda yang disebutkan Imam Ibnu Athaillah dan Syekh Ibnu Ajibah itu jangan-jangan semuanya ada pada diri kita tanpa kita sadari. Atau salah satu diantara ketiganya kerap kita lewati begitu saja, tanpa tahu bahwa sesungguhnya hati ini sudah mati. Naudzubillahi min dzalik.

Mari kita selalu memohon kepada Allah agar senantiasa diberikan kemudahan dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan mudah pula untuk meninggalkan segala larangan-larangan-Nya. Manusia tentu saja memiliki dosa kepada Allah Swt. Dosa kecil ataupun dosa besar. Disengaja atau tidak. Tapi ingat bahwa rahmat dan ampunan Allah Swt tidak ada habisnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan