Manfaat Bagi Umat Islam Berburu Malam Lailatul Qadar

Malam lailatul qadar bisa menjadi referensi untuk disampaikan khatib menjelang salat Tarawih maupun kultum usai salat Subuh-Ist-

Hadits paling seringnya tentang lailatul qadar adalah tanggal 27, tetapi juga tanggal 23-nya. Dari Abdullah bin Unais, Nabi SAW bersabda, "Aku melihat lailatul qadar lalu aku dibuat lupa waktunya, dan ditampakkan padaku saat Subuhnya aku sujud di tanah yang basah, lalu kata Abdullah: Maka turun hujan atas kami pada malam 23, maka Nabi SAW salat Subuh bersama kami, lalu beliau pulang dan tampak bekas air dan tanah di dahi dan hidung beliau SAW, lalu dikatakan: Maka Abdullah bin Unais berkata tanggal 23 itulah lailatul qadar." (HR Muslim no. 1997)

 

Keenam,

Lailatul qadar itu bisa didapati dalam keadaan jaga maupun juga dalam kondisi tidur dalam bentuk mimpi yang benar. Dari Ibnu Umar, "Ada beberapa orang laki-laki sahabat Nabi SAW yang bermimpi melihat lailatul qadar pada 7 malam terakhir, maka sabda Nabi SAW: Aku juga melihat apa yang kalian mimpikan itu jatuhnya pada 7 malam terakhir, maka barang siapa yang ingin mencarinya, maka carilah pada 7 malam terakhir tersebut." (HR Bukhari no. 1876)

 

Ketujuh,

Lailatul qadar itu tidak panas, tidak dingin, tidak ada awan, tidak ada angin, tidak hujan. "Pada malam lailatulq adar itu tidak panas dan tidak dingin, tidak berawan dan tidak hujan dan tidak berangin, tidak juga terang dengan bintang-bintang, tanda di pagi harinya adalah matahari terbit bercahaya lembut." (HR as-Suyuthi dalam Jami'Shaghir)

 

Kedelapan,

Tapi kadang-kadang lailatul qadar itu disertai juga dengan hujan. Dari Abu Said al-Khudri, bersabda Nabi SAW, ",,, Aku melihat lailatul qadar lalu aku dibuat lupa kapan waktunya, maka barang siapa yang ingin mencarinya, carilah pada 10 hari terakhir pada malam-malam witirnya dan aku melihat diriku pada malam tersebut sujud di atas tanah yang basah... Maka kami kembali dan kami tidak melihat ada awan di langit, tiba-tiba ada awan dan turun hujan sampai airnya menembus sela-sela atap masjid yang terbuat dari pelepah kurma, maka aku melihat Nabi SAW sujud di atas tanah yang basah, sampai kulihat bekas tanah yang basah itu di dahi beliau." (HR Bukhari no.1895)

 

Kesembilan,

Pagi hari setelah lailatul qadar cahaya matahari putih, tapi tidak silau. Berkata Ubay bin Ka'ab, "Demi Allah yang Tiada Tuhan, kecuali Dia, sungguh malam tersebut ada pada bulan Ramadan, aku berani bersumpah tentang itu dan demi Allah aku tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintahkan Nabi SAW untuk menghidupkannya, yaitu malam 27 dan tanda-tandanya adalah matahari bersinar di pagi harinya dengan cahaya putih, tapi tidak menyilaukan." (HR Muslim no. 1272)

 

Kesepuluh,

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan