Debat kedua dengan tema besar: Clean and Good Governance, Pemerataan Pembangunan Yang Adil dan Berkelanjutan.
Sub tema: a. Reformasi Birokrasi, b. Teknologi Informasi, c. Pelayanan Publik yang Efisien dan Berkeadilan, d. Keberpihakan/affirmative action pada kesetaraan gender, disabilitas, kelompok minoritas dan marginal, e. Sinergitas pembangunan antar Provinsi dan Kabupaten/Kota, f. Hilirisasi Komoditas Unggulan, g. Pembangunan Peran Wanita dalam Sektor Formal
Debat ketiga dengan tema besar: Pembangunan Infrastruktur, Sosial Budaya dan Ekologi.
Sub tema: a. Aksesibilitas dan Konektivitas Daerah, b. Infrastruktur Digital, c. Antisipasi Dampak Pengembangan Ekonomi Terhadap Lingkungan, d. Pengembangan Infrastruktur Yang Berkualitas dan Ramah Lingkungan, e. Pengembangan Pariwisata yang Komprehensif dan Kompetitif serta Ramah Lingkungan, f. Pelestarian warisan budaya, g. Pembangunan Peran Perempuan dalam Sektor Formal.
BACA JUGA:Sejumlah Pedagang Keluhkan Tumpukan Pasir Akibat Ombak
BACA JUGA:Penjual Lemang Tapai Bengkulu Tetap Jaga Tradisi Ditengah Perubahan Zaman
Debat publik dalam pilgub ini menjadi media penting bagi masyarakat untuk melihat kapabilitas calon dalam menjawab tantangan pembangunan Bengkulu. KPU berharap rangkaian debat ini bukan hanya menjadi ajang promosi visi dan misi, tetapi juga ruang bagi masyarakat untuk menilai sejauh mana calon pemimpin memahami permasalahan mendasar di Bengkulu dan bagaimana strategi mereka untuk mengatasinya.
“Kami menyadari betul bahwa debat adalah salah satu instrumen penting dalam proses pemilihan. Melalui debat ini, masyarakat dapat mengevaluasi dan menentukan siapa yang paling layak memimpin Bengkulu,” tegas Dodi.