Tuntutan kedua dari aliansi ini adalah pemerataan ketersediaan alat bantu produksi pertanian yang dinilai sangat penting bagi petani kecil. Mereka menuntut agar alat bantu ini bisa disalurkan secara merata dalam waktu satu bulan.
Menurut mereka, akses terhadap teknologi pertanian yang lebih baik sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil panen dan kesejahteraan petani.
BACA JUGA:80 Anggota DPRD Ikut Orientasi Untuk Penguatan Fungsi Legislasi
BACA JUGA:5 Pjs Bupati di Provinsi Bengkulu Terima SK dari Kemendagri
Selanjutnya, demonstran juga mendesak adanya kebijakan yang dapat menjaga stabilitas harga pangan melalui regulasi yang berpihak kepada petani. Menurut mereka, fluktuasi harga yang tidak terkendali sering kali merugikan petani. Sementara keuntungan besar hanya dinikmati oleh pihak-pihak lain di sepanjang rantai distribusi pangan.
Tuntutan terakhir yang disampaikan oleh Aliansi Bengkulu Melawan adalah keterbukaan informasi mengenai Proyek Strategis Nasional Food Estate yang tengah dikembangkan di Provinsi Bengkulu.
Mereka menilai bahwa proyek ini masih banyak menyisakan tanda tanya dan ketidakjelasan terkait dampaknya terhadap para petani lokal.
"Kami menuntut transparansi dari pemerintah mengenai Food Estate. Jangan sampai proyek besar ini malah merugikan petani kecil di Bengkulu. Kami butuh kejelasan!" serunya
BACA JUGA:Cegah Gizi Buruk, Dinkes Seluma Gelar Pelayanan Kesehatan Gizi
BACA JUGA:Hasil Undian Paslon Bupati Seluma, Teguh Nomor 1, Erjon Nomor 2
Setelah berorasi selama hampir dua jam, Sekretaris Daerah Provinsi Bengkulu, Isnan Fajri, akhirnya keluar untuk menemui para demonstran. Ditemani oleh beberapa pejabat terkait, Isnan berjanji akan menyampaikan seluruh tuntutan kepada Gubernur Bengkulu dan berkomitmen untuk menyelesaikan konflik agraria yang ada.
"Kami menerima semua tuntutan ini dan akan segera melakukan langkah-langkah konkrit untuk menyelesaikan permasalahan yang ada. Terutama terkait konflik agraria di Mukomuko," ujar Isnan di hadapan para demonstran.
Meski demikian, Aliansi Bengkulu Melawan menyatakan akan terus mengawal janji-janji yang disampaikan pemerintah. Mereka menegaskan bahwa aksi ini bukanlah yang terakhir. Jika dalam waktu satu bulan tidak ada progres yang signifikan, mereka siap untuk kembali turun ke jalan dengan massa yang lebih besar.
Aksi yang berlangsung hingga sore hari tersebut akhirnya dibubarkan dengan tertib setelah perwakilan demonstran menyerahkan berkas tuntutan resmi kepada pejabat pemerintah. Para mahasiswa dan petani berharap pemerintah benar-benar mendengarkan aspirasi mereka dan segera menyelesaikan permasalahan agraria di Bengkulu.