6 Fakta dan Mitos Tentang Pengaruh Stres Terhadap Janin

Senin 09 Sep 2024 - 02:42 WIB
Reporter : Naura
Editor : Syariah m

 

Fakta: Janin tidak secara langsung mengalami stres seperti yang dirasakan oleh ibu. Namun, stres yang berkepanjangan dapat memengaruhi hormon dalam tubuh ibu, seperti kortisol, yang dapat menembus plasenta dan memengaruhi perkembangan otak janin. Hal ini berpotensi meningkatkan risiko gangguan emosional atau perilaku di masa depan.

 

Meski demikian, perlu diingat bahwa ini berlaku untuk stres yang berkepanjangan dan parah, bukan stres sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi ibu hamil untuk menemukan cara mengelola stres agar tidak berdampak buruk bagi janin.

 

Mitos 3: Meditasi dan Relaksasi adalah Satu-satunya Cara untuk Mengurangi Stres

 

Fakta: Sementara meditasi dan teknik relaksasi memang dapat membantu mengurangi stres, ada banyak cara lain yang bisa dilakukan oleh ibu hamil untuk mengatasi tekanan mental. Olahraga ringan seperti berjalan kaki, yoga prenatal, serta berkomunikasi dengan pasangan atau teman dekat juga dapat memberikan dukungan emosional dan membantu mengurangi stres.

 

Mengatur waktu istirahat yang cukup dan menjaga pola makan seimbang juga memainkan peran penting dalam menjaga keseimbangan emosi selama kehamilan. Tidak perlu terpaku pada satu metode, yang penting adalah menemukan cara yang paling cocok dan nyaman untuk mengelola stres.

 

Mitos 4: Stres Hanya Mempengaruhi Kesehatan Mental Ibu, Bukan Fisik Janin

 

Fakta: Stres berat dapat berdampak langsung pada kesehatan fisik janin. Penelitian menunjukkan bahwa ibu hamil yang mengalami stres kronis berisiko lebih tinggi melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah atau melahirkan prematur. 

 

Selain itu, stres berat juga dapat menyebabkan masalah pada pertumbuhan dan perkembangan janin, seperti gangguan dalam perkembangan sistem saraf dan fungsi otak.

Kategori :