Khatib: Dr. H. Khoiruman, M.Pd.I
Disampaikan di : Masjid Raya Baitul Izzah, Jalan Raya Pembangunan Kelurahan Padang Harapan Kecamatan Ratu Agung Kota Bengkulu
Hadirin Sidang Jum’at Rahimakumullah,
Ada kemungkinan pernah terbesit dihati kita rasa iri kepada saudara- saudara disekitar kita yang terlihat sering maksiat, sering ingkar kepada aturan – aturan Allah namun oleh Allah masih memberikan kebahagiaan dan kesenangan hidup di dunia, usahanya maju meningkat,keamanan hidupnya terjaga, kesehatannya baik, kebutuhan keluarganya tercukupi. Bisa dikatakan apapun yang diinginkan seakan akan bisa tercukupi. Sebaliknya kita yang merasa sudah berusaha semaksimal mungkin untuk taat kepada Allah dan Rasulnya dalam kehidupan sehari-hari, namun kita hidup serba kekurangan, usaha kurang maju, sehingga banyak kebutuhan-kebutuhan hidup kita yang tidak tercukupi. Kesehatan tidak baik-baik saja, keamanan kurang terjaga, hal inilah yang terkadang membuat kita menjadi iri dengan mereka.
Pertanyaanya sekarang, bagaimana Islam memandang kondisi tersebut yang sekan akan ada ketimpangan atau ketidakadilan antara anugerah yang diberikan kepada kedua kelompok tersebut. Yaitu antara kelompok orang yang ingkar dengan kelompok orang yang beriman…?
Hadirin Sidang Jumat Rahimakumullah
Untuk membahas hal tersebut, akan kami sampaikan Firman Allah, QS. Al- An’am ayat 44 yang artinya sebagai berikut:
“Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun Membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami Siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.”
Allah berfirman dalam QS. Al-A’raf ayat 182 yang artinya:
“Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, akan Kami Biarkan mereka berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.”
Dalam hadist juga ada disebutkan yang artinya:
“Apabila kamu melihat Allah memberikan kepada seorang hamba kenikmatan dunia yang disukainya, sementara ia tetap bermaksiat kepadanya, maka itu adalah istidraj ) (pembiaran).” (Riwayat A?mad, a?-?abrani dan al-Baihaqi)
Hadirin sidang Jum’at Rahimakumullah
Dari beberapa dalil baik dari al-Qur’an maupun al-Hadits, kitab isa memahami diantaranya:
1. Allah akan tetap memberikan kesenangan dan kebahagian hidup bagi orang-orang yang senag maksiat dan masih ingkar kepada Allah SWT tapi sifatnya sementara. Karena setelah mereka menikmati kegembiraan tersebut ternyata Allah akan menyiksa mereka secara tiba-tiba tanpa diduga – duga oleh mereka, saat itulah mereka merasa berputus asa.