Merkuri, suatu unsur yang ditemukan di lautan, sungai, dan danau, berubah menjadi metilmerkuri dalam tubuh manusia.
Ini adalah neurotoksin dan dikaitkan dengan kerusakan otak dan keterlambatan perkembangan pada bayi. Anda dapat memilih ikan seperti salmon, lele, ikan kod, dan tuna kalengan, yang memiliki kadar merkuri rendah.
Menurut FDA AS, Anda dapat makan hingga delapan hingga 12 ons ikan per minggu, yang merupakan dua hingga tiga porsi. Konsumsi tuna putih (albacore) harus dibatasi hingga enam ons per minggu.
• Solusi: Pilih ikan yang kaya akan asam lemak omega-3 dan rendah merkuri karena kandungan proteinnya yang tinggi, lemak jenuhnya yang rendah, dan banyak nutrisi penting yang berkontribusi pada perkembangan jantung dan otak anak, serta membantu pertumbuhan yang baik.
Namun, Anda harus berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi yang berkualifikasi untuk mengetahui jenis ikan yang dapat Anda makan.
2. Makanan laut asap
Jangan mengonsumsi makanan laut yang diasapi dan didinginkan, yang diberi label lox, dendeng, nova style, dan kippered karena mengandung bakteri Listeria monocytogenes.
Bakteri ini menyebabkan listeriosis (dikaitkan dengan gejala seperti diare dan muntah) yang dapat menyebabkan penyakit pada bayi baru lahir dan bahkan keguguran atau lahir mati.