RADAR BENGKULU – Warga Bengkulu harus bersiap menghadapi penurunan kuota bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi tahun ini. Berdasarkan surat yang dikeluarkan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas) tertanggal 26 Desember 2024, alokasi BBM jenis Pertalite untuk Provinsi Bengkulu tahun 2025 dipangkas menjadi 253.357 kiloliter (KL), turun dari alokasi tahun sebelumnya sebesar 267.716 KL.
Tak hanya Pertalite, kuota Bio Solar untuk Bengkulu juga mengalami sedikit kenaikan menjadi 109.188 KL dibandingkan tahun 2024 yang dialokasikan sebesar 107.213 KL. Meski begitu, penurunan kuota Pertalite tetap menjadi sorotan.
Menurut Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, penurunan ini didasarkan pada data dari Pertamina yang menyebutkan bahwa konsumsi Pertalite di Bengkulu sepanjang tahun 2024 tidak mencapai 100 persen dari alokasi yang disediakan.
“Pertamina menjelaskan bahwa kuota Pertalite tahun lalu tidak habis sepenuhnya. Banyak masyarakat yang sudah beralih ke BBM non-subsidi seperti Pertamax,” ungkap Donni, Kepala Dinas ESDM Bengkulu, saat ditemui pada Rabu (8/1).
Namun, Donni menilai alasan tersebut tidak sepenuhnya akurat. Menurutnya, konsumsi masyarakat terhadap Pertalite masih tinggi, tetapi distribusi yang tersendat menjadi penyebab utama sisa kuota tahun lalu.
BACA JUGA:Semua Sepakat, Pengerukan Alur Pulau Baai Segera Dilakukan
BACA JUGA:SPAM Kobema Tinggal Menunggu Komisioning Lagi, Harapan Baru Penyediaan Air Minum di Bengkulu
“Masalahnya bukan karena masyarakat beralih ke BBM non-subsidi, tapi karena distribusi BBM yang terhambat. Tahun lalu, alur suplai BBM di fuel terminal Pertamina Pulau Baai sempat terkendala akibat pendangkalan alur pelabuhan dan pecahnya pipa marine line. Itu yang membuat distribusi melalui jalur darat jadi tidak maksimal,” jelas Donni.
Menanggapi penurunan ini, Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak tinggal diam. Dinas ESDM memastikan akan kembali mengajukan penambahan kuota BBM bersubsidi jika kebutuhan masyarakat tidak tercukupi.
“Kalau ternyata alokasi kuota tidak mencukupi di tahun ini, kami pasti akan mengusulkan penambahan. Biasanya peluang itu ada pada September, saat evaluasi kuota dilakukan oleh pemerintah pusat,” kata Donni.
Lebih lanjut, Donni berharap kuota yang sudah ditetapkan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Bengkulu sepanjang tahun 2025. Namun, jika terjadi kekurangan, Pemprov siap bertindak cepat untuk memastikan tidak ada kelangkaan BBM.
“Kami optimistis kuota ini bisa mencukupi. Tapi, jika ada kekurangan, kami sudah siap dengan langkah antisipasi, termasuk pengajuan tambahan,” tegasnya.
BACA JUGA:Pemekaran 9 Desa di Kaur, Tunggu 2026 Jadi Desa Definitif
BACA JUGA:Helmi-Mian Tancap Gas, Fokus 100 Hari Progam Merdeka Ijazah dan Jalan Mulus
Selain soal kuota, Donni juga menyoroti perlunya perbaikan infrastruktur distribusi BBM di Bengkulu. Pendangkalan alur pelabuhan dan kerusakan pipa distribusi menjadi masalah utama yang harus segera diselesaikan agar tidak menghambat suplai BBM ke daerah.