Kekerasan Terhadap Anak dan Perempuan Masih Tinggi

Rabu 18 Dec 2024 - 22:29 WIB
Reporter : tim Redaksi
Editor : Azmaliar

RADAR BENGKULU, TANGERANG -- Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifatul Choiri Fauzi berkunjung ke TK dan SD Kartika di Kota Tangerang, pada Senin, 16 Desember 2024.

Seperti dikutip dari laman DISWAY.ID, kedatangannya itu untuk melakukan peluncuran hasil penelitian kualitatif Pengalaman Hidup Anak dan Remaja, peluncuran Hasil Studi kualitatif Pengalaman Hidup Perempuan Nasional Tahun 2024, dan Peluncuran Hasil Program "First Click" perlindungan anak di lingkungan digital.

Itu dilakukan sebagai kelanjutan dari pelaksanaan SNPHAR dan SPHPN 2024, Kemen PPPA telah menyelenggarakan penelitian kualitatif mengenai pengalaman hidup anak dan remaja usia 13-17 tahun di 5 kabupaten/kota. Yaitu Kabupaten Bandung, Kabupaten Pesawaran, Kabupaten Banjar, Kabupaten Maros, dan Kota Kupang.

"Jadi penelitian ini untuk menunjukkan bahwa sesungguhnya kekerasan terhadap anak dan perempuan masih cukup tinggi," ujarnya kepada awak media, Senin.

Lebih lanjut dikatakan, "Ini sudah dilakukan sejak tahun 2016-2018 dan terakhir kita lakukan kemarin di 2024. Memang baru secara kuantitatif. Kemudian dilanjutkan secara kualitatif," sambung Arifa.

BACA JUGA:Ini Peraturan Baru Tentang Pakaian Kerja Pegawai Kemdikdasmen

BACA JUGA:Mendikdasmen Minta Maaf, Kenaikan Tunjangan Guru Tak Sesuai Ekspektasi

Ia juga menjelaskan bahwa penyebab terjadinya kekerasan terhadap anak bisa juga dilakukan secara fisik, psikis, dan  kekerasan seksual. Maka dari itu, pihaknya menggandeng semua masyarakat untuk tidak menormalisasi hal tersebut.

"Jadi ini yang menjadi perhatian kita bersama dan ini sebetulnya menjadi tugas kita semua bagaimana agar kekerasan terhadap perempuan dan anak ini sudah tidak terjadi lagi dimanapun," tuturnya.

Ia juga berpesan kepada pihak sekolah dan orang tua murid untuk selalu komunikasi dengan para siswa/anaknya, agar 'Si Anak' mau bercerita soal kegiatannya selama di sekolah.

Karena, belakangan ini kasus bullying kerap kali terjadi di lingkungan sekolah. Namun, para anak sering memendamnya hingga abai dari pengawasan pihak sekolah maupun orang tua.

"Komunikasi. Jadi komunikasi dalam keluarga ini sangat penting. Bagaimana orang tua juga punya waktu lebih banyak dengan pendekatan-pendekatan sesuai dengan zamannya ya," ujarnya kepada awak media di lokasi, Senin.

BACA JUGA:Orangtua Murid dan Pihak Sekolah Harus Selalu Berkomunikasi dengan Siswa

BACA JUGA:Perguruan Tinggi Berperan Jadi Tonggak Utama Pembangunan Ekonomi dan Kesejahteraan

Kata Arifa, pendekatan kepada anak juga perlu diperhatikan. Pasalnya, anak-anak sekarang tidak bisa diberikan masukan lewat cara kekerasan. Maka dari itu, komunikasi dengan keluarga dan pihak sekolah harus di tingkatkan.

Kategori :