radarbengkulu.bacakoran.co - Mendut merupakan kue dengan tekstur lembut dan lengket, bercirikan kerak daun pisang yang diisi unti, santan, dan adonan kukus.
Mendut mempunyai bentuk prisma segi empat yang membedakannya dengan jajanan berbalut daun pisang lainnya yang mungkin bisa dikatakan tidak akan hilang, seperti nogosari atau klepon.
Berbicara tentang asal usul mendut, kue ini dulunya banyak diproduksi dan dijual di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Melansir dari laman kediriNet, seiring berjalannya waktu, mendut juga banyak dijual di pasar-pasar tradisional seperti Daerah Istimewa Yogyakarta, Provinsi Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
BACA JUGA:Mengenal Kue Rasidah, Kue Tradisional Khas Melayu Bericita Rasa Lembut yang Banyak Dihidangkan
BACA JUGA:Intip Kelezatan Kue Rangin, Hadirkan Nuansa Rasa Tradisional Menjadi Kenangan Masa Kecil
Menurut pakarnya, meski banyak yang beranggapan jajanan tempoe doeloe yang terbuat dari tepung ketan dengan parutan kelapa dicampur gula jawa atau gula jawa sudah mulai menghilang, nyatanya hingga saat ini kue mendut masih mudah ditemukan dan dinikmati oleh semua orang dimanapun berada.
Uniknya, tiap daerah punya sebutan berbeda untuk jajanan legendaris dan tak terlupakan ini.
Misalnya di Pasuruan masyarakat menyebutnya dengan rukuk-rukuk, sedangkan masyarakat di kota Surabaya menyebutnya dengan kue koci-koci, berbeda dengan masyarakat di kota Tahu kota Kediri yang lebih mengenal nama kue mendut.
Tak hanya dijajakan di pusat kuliner kue basah atau pasar tradisional yang sudah lama berdiri, kue mendut rupanya tak pernah gagal dipajang di hajatan populer, mulai dari hari jadi, hari raya, pemotongan kepala hingga pesta pernikahan.