Efek Burnout Terhadap Kesehatan Mental Generasi Milenial, Tuntutan Hidup Modern dan Dampaknya

Reporter: Naura |

Editor: Syariah m |

Selasa , 08 Oct 2024 - 03:05

Efek Burnout Terhadap Kesehatan Mental Generasi Milenial, Tuntutan Hidup Modern dan Dampaknya-Poto ilustrasi-

Mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial dapat membantu mengurangi perasaan tidak aman akibat perbandingan sosial.

4. Cari dukungan profesional

Jika gejala burnout sudah parah, berkonsultasi dengan psikolog atau terapis bisa menjadi langkah penting untuk pemulihan.

5. Fokus pada perawatan diri

Kegiatan seperti meditasi, olahraga, dan hobi kreatif dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.

Pentingnya Kesadaran dan Dukungan

Burnout adalah masalah serius yang dihadapi generasi milenial, namun dengan kesadaran yang tepat dan dukungan dari tempat kerja maupun keluarga, generasi ini dapat mengatasi tekanan yang mereka hadapi.

efek burnout terhadap kesehatan mental generasi milenial, tuntutan hidup modern dan dampaknya                             
 
radarbengkulu.bacakoran.co — generasi milenial, yang lahir antara tahun 1981 dan 1996, dikenal sebagai generasi yang ambisius, melek teknologi, dan berorientasi pada kesuksesan.
namun, di balik kesuksesan tersebut, banyak dari mereka mengalami fenomena burnout atau kelelahan fisik dan mental yang disebabkan oleh tekanan hidup yang terus-menerus.
burnout, yang dulu sering dikaitkan dengan generasi tua, kini telah menjadi masalah yang semakin umum di kalangan milenial. 
baca juga:5 manfaat mindfulness untuk kesehatan mental di era digital
baca juga:hujan dan kesehatan mental: bagaimana suara rintik hujan membantu relaksasi dan mengurangi stres
menurut survei terbaru dari lembaga riset psikologi indonesia, lebih dari 40% milenial di indonesia melaporkan mengalami burnout, dengan gejala seperti kelelahan ekstrem, kehilangan motivasi, serta meningkatnya tingkat kecemasan dan depresi.
tekanan tinggi dari lingkungan kerja dan kehidupan sosial
baca juga:ini bahaya people pleaser bagi kesehatan mental dan cara mengatasinya!
salah satu faktor utama penyebab burnout di kalangan milenial adalah tekanan tinggi di tempat kerja. generasi ini sering kali terjebak dalam budaya kerja yang menuntut produktivitas tinggi dan jam kerja yang panjang. 
di samping itu, harapan sosial yang tinggi, seperti membeli rumah, mencapai kesuksesan finansial, atau menjaga citra diri di media sosial, semakin menambah tekanan hidup. hal ini membuat banyak milenial merasa terperangkap dalam lingkaran kesempurnaan yang sulit dicapai.
"media sosial memperburuk situasi, karena milenial terus-menerus membandingkan diri mereka dengan pencapaian orang lain. ini memicu perasaan tidak pernah cukup, yang akhirnya mengarah pada burnout," jelas dr. amalia putri, seorang psikolog klinis di universitas indonesia.
- gejala burnout pada milenial
 
gejala burnout yang dialami oleh milenial bisa sangat bervariasi, tetapi beberapa tanda yang paling umum meliputi:
 
• kelelahan fisik dan mental: rasa lelah yang tidak hilang meskipun sudah beristirahat.
 
• menurunnya produktivitas: kesulitan fokus dan kehilangan motivasi untuk menyelesaikan pekerjaan.
 
• perasaan sinis atau acuh tak acuh: banyak milenial yang merasa terlepas secara emosional dari pekerjaan atau kehidupan pribadi mereka.
 
• peningkatan tingkat stres dan kecemasan: burnout sering disertai dengan gejala kecemasan yang meningkat, bahkan mengarah pada depresi.
 
dampak burnout jangka panjang
 
jika tidak segera ditangani, burnout dapat berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik. milenial yang mengalami burnout lebih rentan terhadap gangguan kecemasan, depresi, serta masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan gangguan tidur. 
 
di sisi lain, burnout juga berdampak pada kehidupan sosial dan hubungan personal, karena individu yang mengalami kelelahan emosional sering kali menarik diri dari interaksi sosial.
 
cara mengatasi burnout
 
mengatasi burnout membutuhkan perubahan pendekatan hidup dan kerja. beberapa langkah yang disarankan oleh para ahli untuk mengatasi burnout di kalangan milenial meliputi:
 
1. tetapkan batasan yang jelas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi
 
salah satu penyebab utama burnout adalah kurangnya keseimbangan hidup. memastikan waktu istirahat yang cukup dan membatasi pekerjaan setelah jam kerja sangat penting.
 
2. ambil jeda istirahat secara teratur
 
istirahat yang cukup, baik secara fisik maupun mental, dapat membantu mengembalikan energi dan motivasi.
 
3. kurangi eksposur media sosial
 
mengurangi waktu yang dihabiskan di media sosial dapat membantu mengurangi perasaan tidak aman akibat perbandingan sosial.
 
4. cari dukungan profesional
 
jika gejala burnout sudah parah, berkonsultasi dengan psikolog atau terapis bisa menjadi langkah penting untuk pemulihan.
 
5. fokus pada perawatan diri
 
kegiatan seperti meditasi, olahraga, dan hobi kreatif dapat membantu meredakan stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
 
pentingnya kesadaran dan dukungan
 
burnout adalah masalah serius yang dihadapi generasi milenial, namun dengan kesadaran yang tepat dan dukungan dari tempat kerja maupun keluarga, generasi ini dapat mengatasi tekanan yang mereka hadapi. 
 
perusahaan juga memiliki peran penting dalam menciptakan budaya kerja yang lebih sehat, termasuk memberikan fleksibilitas waktu kerja dan dukungan kesehatan mental bagi karyawan mereka.
 
dilansir oleh lembaga riset psikologi indonesia, burnout bukanlah tanda kelemahan, melainkan hasil dari tekanan hidup modern yang berlebihan. dengan pendekatan yang tepat, generasi milenial dapat membangun keseimbangan hidup yang lebih baik dan menjaga kesehatan mental mereka di tengah tuntutan zaman.

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran RADAR BENGKULU, KAMIS 17 OKTOBER 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan