Susu Kental Manis Kurang Baik Jika Dikonsumsi Rutin Oleh Balita

Edukasi gizi dan larangan penggunaan kental manis pada balita di Provinsi Bengkulu-Windi/RADAR BENGKULU-

Sementara itu Ketua Majelis Kesehatan PP Aisyiyah, dr. Warsiti, S. Kpn, M. Kep, menjelaskan bahwa sesungguhnya susu penting bagi kebutuhan anak. Karena, selain Air Susu Ibu (ASI),  susu salah satu sumber protein hewani dan sumber kalsium yang baik  dan disukai oleh anak. Susu merupakan salah satu asupan dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh. Susu memiliki kandungan yang tinggi yang dibutuhkan untuk kesehatan tulang. Namun harus dibedakan bahwa kental manis bukan termasuk dalam kategori susu.

"Budaya kita memiliki ragam makanan yang dimasak dan diformulasi dengan resep menggunakan aneka bahan baku untuk menambah kandungan gizi pada makanan/kuliner. Misal, penambahan rempah atau bumbu untuk menambah kandungan vitamin,"jelasnya.

BACA JUGA:7 Tips Kecantikan untuk Kulit Sensitif: Merawat dengan Lembut dan Efektif

BACA JUGA:4 Manfaat Skincare Berbahan Alami untuk Kulit, Lebih Sehat dan Ramah Lingkungan

Dalam skala besar, bahan pangan juga diolah untuk menjadikan kandungan gizinya lebih lengkap dan sesuai dengan kebutuhan agar sesuai dengan kebutuhan gizi anak dan tahapan usianya. 

Seperti menambahkan vitamin, mineral, protein, kalsium, magnesium, dan zinc.

"Kami melakukan kegiatan untuk memberikan edukasi kepada masyarakat, bisa memanfaatkan bahan pangan kita untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, protein dan kalsium bagi anak kita," jelasnya.

Kemudian  dia menyampaikan, kegiatan orientasi ini merupakan salah satu program edukasi gizi seimbang dan cegah stunting. 

"Kali ini kita memberikan literasi penggunaan kental manis di tengah-tengah masyarakat yang masih banyak dipersepsikan secara keliru. Sehingga kental manis secara perlahan harus dieliminasi," sampai Warsiti.

BACA JUGA:6 Manfaat Menggunakan Sunscreen Setiap Hari, Perlindungan Maksimal untuk Kesehatan Kulit

BACA JUGA:Ini 5 Perawatan Kulit Wajah yang Tepat Berdasarkan Jenis Kulit

Lebih lanjut Warsiti mengatakan, kental manis ini diketahui mengandung gula yang tinggi. Sehingga pada saat dikonsumsi secara berlebihan, pertumbuhan anak jadi terganggu. 

"Makanya melalui orientasi ini, kita menargetkan agar konsumsi kental manis di tengah-tengah masyarakat dapat diminimalisir. Karena bukan hanya bisa berdampak pada peningkatan stunting saja, tapi juga diabetes usia muda," ujarnya.

Sementara itu Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Aisyiyah Bengkulu, Ir. Wisamalindarita, M. P mengatakan, kegiatan orientasi kader Aisyiyah ini diikuti oleh pengurus kabupaten hingga ranting.

"Nanti ranting akan memberikan edukasi kepada kader bahkan masyarakat Bengkulu," sampainya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan