Ini Tujuan Program Antinatalis yang Menjadi Prioritas Pemerintah

Ini Tujuan Program Antinatalis yang Menjadi Prioritas Pemerintah-Ist-

RADAR BENGKULU - Program Keluarga Berencana (KB) sejak era 1970 an telah dikembangkan di tanah air. Yang menjadi program prioritas pemerintah antinatalis adalah peningkatan kualitas keluarga yang mandiri.

Keberhasilannya tidak sedikit memberikan faedah terhadap pembangunan nasional atas mampu menekan populasi penduduk mencapai 100 juta jiwa lebih.

Keberhasilan program yang digaungkan pemerintah Orba itu mampu menekan angka fertilitas dari angka 5,7 ke angka 2,2 anak lahir tiap wanita selama masa subur. 

Kita sepakati bahwa kunci keberhasilan program KB di masa lalu hingga saat ini terletak pada kekuatan Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) secara tatap muka.

Kuatnya advokasi dan KIE atau penyuluhan KB selain mampu menggemakan program juga mampu menyadarkan masyarakat untuk berperan menyukseskannya dengan menjadi akseptor KB atau aktif dalam kegiatan pendukung lainnya di lingkungan.

Dan tentu saja, penyuluh KB lah yang berhasil melakukannya di masyarakat.

Pada 2 Juli 2024, Ikatan Penyuluh Keluarga Berencana (IPeKB) genap berusia ke- 17 tahun. Menginjak usia remaja tersebut, Penyuluh KB saat ini berada pada era kemajuan indutri teknologi.

Seiring perkembangan zaman dan dimasukinya era Revolusi Industri, penyuluhan KB menghadapi tantangan baru. Bukan saja pelaku penyuluhan KB harus mampu melakukan advokasi dan KIE dengan berbasis data dan informasi yang akurat, tetapi juga mampu memanfaatkan teknologi informasi yang berkembang pesat saat ini.

Pelaku penyuluhan yang dimaksud adalah Pengelola Program KB baik Pusat maupun Daerah, Penyuluh KB, Pembantu Pembina KB Desa, atau kader KB lainnya termasuk stakeholder terkait.

Helmi Suanda, S.Sos selaku Ketua IPeKB Daerah Provinsi Bengkulu mengaku belum lama menjadi penyuluh KB. Kendati baru 14 tahun sebagai penyuluh, namun dia telah merasakan perbedaan sistem dan cara kerja pada awal masa kerjanya dulu dengan era industri digital seperti sekarang ini.

Era industri digital tidak dapat dibendung dan tidak dapat kita menghindarinya. Industri digital memiliki peluang dan dapat menjadi tantangan program KB yang dilakoni oleh Penyuluh KB. 

"Peluangnya, PKB dapat memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas KIE program bangga kencana dan pencegahan stunting kepada masyarakat. Dengan pemanfaatan teknologi informasi tersebut, ke depan, penyuluhan KB tidak harus dilakukan dilakukan dengan tatap muka. Penyuluh KB dapat memberikan penyuluhan lewat media sosial yang disesuaikan dengan kebutuhan. Dapat menggunakan media handphone untuk telepon, mengirim Short Message Service (SMS) atau WhatsApp (WA) yang disertai dengan gambar atau video yang sesuai. Atau materi penyuluhan dapat dikirim lewat media sosial lainnya seperti facebook, twitter, Instagram, skype, path, BBM, bee talk, me2day, BBM, tumblr, yahoo.com, dll. Namun penggunaan media ini harus lebih hati-hati dalam memilih materi karena sasaran yang sangat luas dan beragam serta berpotensi memicu perdebatan yang tidak perlu.

Dibalik itu tentu saja ada tantangan. Tantangan itu diantaranya, dimana dengan kemajuan teknologi informasi dapat menimbulkan kompeklesitas permasalahan didalam masyarakat seperti munculnya berita hoax, dan meningkatnya permasalahan remaja akibat pengaruh teknologi informasi (Media sosial). Dan, penyuluh harus mampu meng upgrade diri untuk menyesuaikan dan beradaptasi dengan kemajuan teknologi informasi," ujar Helmi.

Di tengah kemajuan industri ini, tenaga penyuluh dituntut untuk selalu dan terus membangun serta mengembangkan inovasi-inovasi agar tetap berdiri tegak lurus ditengah kemajuan dan kemandirian masyarakat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan