Kisah Teladan Keluarga Nabi Ibrahim AS

Prof. Dr..H. Zubaedi M. AG M. Pd--

Hadirin Jamaah Idul Adha yang dimuliakan Allah

Hikmah yang dapat diambil dari pelaksanaan shalat Idul Adha ini adalah, bahwa hakikat manusia adalah sama. Yang membedakan hanyalah taqwanya. Dan bagi yang menunaikan ibadah haji, pada waktu wukuf di Arafah memberi gambaran bahwa kelak manusia akan dikumpulkan di padang mahsyar untuk dimintai pertanggung jawaban.

Di samping itu, kesan atau i’tibar yang dapat diambil dari peristiwa tersebut adalah:

Pertama, hendaknya kita sebagai orang tua, mempunyai upaya yang kuat membentuk anak yang sholih, menciptakan pribadi anak yang agamis, anak yang berbakti kepada orang tua, lebih-lebih berbakti terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Kedua, perintah dan ketentuan-ketentuan yang telah digariskan oleh Allah SWT, harus dilaksanakan. Harus disambut dengan tekad sami’na wa ‘atha’na. Karena sesungguhnya, ketentuan-ketentuan Allah SWT pastilah manfaatnya kembali kepada kita sendiri.

Hadirin Jamaah Idul Adha yang dimuliakan Allah,

I’tibar ketiga, adalah kegigihan syaitan yang terus menerus mengganggu manusia, agar membangkang dari ketentuan Allah SWT. Syaitan senantiasa terus berusaha menyeret manusia kepada kehancuran dan kegelapan. Maka janganlah mengikuti bujuk rayu syaithon, karena sesungguhnya syaithon adalah musuh yang nyata.

Keempat, jenis sembelihan berupa bahimah (binatang ternak), artinya dengan matinya hayawan ternak, kita buang kecongkaan dan kesombongan kita, hawa nafsu hayawaniyah harus dikendalikan, jangan dibiarkan tumbuh subur dalam hati kita.

Hadirin hadirat rohimakumullah. Dalam aspek pendidikan,  ibadah Qurban mengajarkan umat muslim agar:

1. Menjaga Fitrahnya tetap Suci

Firman Allah: “Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketaqwaan” QS. Asy Syam (91):8. Seseorang tidak akan pernah sampai kepada ketaqwaan dan tidak akan memperoleh keimanan yang sejati, bila kecintaannya kepada dunia mengalahkan kecintaannya kepada Allah SWT dan Rasulnya.

2. Menguji Tingkat Ketaqwaan

Allah SWT berfiman yang artinya: “……..adapun orang yang beriman, maka ia akan sangat cinta kepada Allah…” Dalam QS al-Baqarah (2):165 disebutkan yang artinya:

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).” Jadi, kurban yang makna dasarnya persembahan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT itu merupakan upaya untuk menggapai kasih sayang-Nya.

3. Memotivasi diri untuk memiliki harta dengan berkeja keras

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan