Ceramah Idul Adha 2024: Pembebasan Dosa dan Miniatur Padang Mahsyar

Dr. H. Rozian Karnedi, M.Ag--

Dengan demikian  hakikat hari ‘Arafah ini adalah mengenang pengurbanan Nabi Ibrahim AS. Makna  tersirat dari peristiwa ini  adalah perlunya setiap kita menyembelih sifat-sifat kehewanan  yang terdapat  dalam hati masing-masing. 

 

 

‘Arafah  Miniatur Padang Mahsyar

Sekarang kita berada di dunia, sekarang satu miliar lebih manusia berkumpul di padang ‘Arafah ini. Situasi ini sebenarnya mengingatkan kita  bahwa suatu hari nanti kita akan berkumpul  seperi ini di padang mahsyar, kita dibangkit  dari kubur menuju padang mahsyar secara  bersama-sama. Bahkan tidak membawa apa-apa. Pada saat itu tidak lagi berguna harta, anak-anak dan jabatan. Pada saat itu manusia tidak bisa lagi saling tolong- menolong, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: '' Dan apabila datang suara yang memekakkan (tiupan sangkakala yang kedua), pada hari ketika manusia lari dari saudaranya, dari ibu dan bapaknya, dari istri dan anak-anaknya. (QS. ‘Abasa: 33-36)

Artinya: (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih,  (QS. Asy’Syuara’: 88-89)

Wukuf di ‘Arafah ini mengajarkan kepada kita bahwa kita akan kembali kepada Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan amal. Untuk itu dibawah tenda wukuf yang mulya ini, khotib mengajak  mari kita merenung eksistensi diri  dengan menjawab pertanyaan berikut ; 

PERTAMA, DARI MANA KITA BERASAL, KEDUA,  SEDANG DIMANA KITA SEKARANG, KETIGA, MAU KEMANA KITA SETELAH  INI, KEEMPAT,  APA  YANG HARUS KITA PERSIAPKAN. 

Secara jujur kita akan menjawab bahwa kita berasal dari Allah, diciptakan dari setetes Air atau tercipta dari sari pati tanah, kita sekarang berada di dunia, kita akan kembali kepada Allah, dan  bekal yang harus kita persiapkan adalah  amal shalih. 

 

‘Arafah Wukuf Jasadi

Wukuf yang kita lakukan saat ini adalah wukuf secara syariat atau lahiriah. Yakni berdiam atau berhenti di ‘Arafah, dan hal itu disebut wukuf jasadiy.  

Khatib mengajak, mari kita juga wukuf  rohani atau wukuf qolbi yakni berkekalan hati dengan Allah. Hati  selalu ingat, dekat, menyatu dengan Allah.  Wukuf qolbi/rohani disebut juga  zikir qolbi atau khofi   yakni zikir yang  tidak berhuruf dan tidak bersuara.   

Orang yang terbiasa dengan zikir qolbi, maka hatinya akan tenteram.  Ketika mendapat nikmat maka ia   RU’YATUL MUN’IM  WALAISA RU’YATUNNI’MAH (melihat kepada sang pemberi nikmat (Allah)  dan bukan melihat materi nikmat).  Ketika melihat gunung dan laut yang indah, maka  yang ia lihat adalah Allah pencipta laut atau gunung.   

Allah berfirman   yang artnya:” (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS: Ar-Ra’du: 28). 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan