Wapres Canangkan Gerakan Literasi Desa
Wapres canangkan gerakan literasi desa- wapres.go.id---
RADAR BENGKULU.BACAKORAN.co, JAKARTA – Minat baca atau literasi masyarakat Indonesia masih rendah yakni kurang dari 3%. Hal itu diungkapkan Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin.
"Walaupun survei tingkat kegemaran membaca di Indonesia tahun 2023 menunjukkan peningkatan, persentasenya masih rendah. Yaitu, kurang dari 3 persen," ungkap Ma'ruf pada Puncak Hari Ulang Tahun ke-44 Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) dan Hari Buku Nasional 2024 yang dikutip dari laman DISWAY.ID.
Kemudian, ia pun menyoroti hasil studi evaluasi sistem pendidikan yang diinisiasi oleh OECD yang menunjukkan bahwa kemampuan literasi dan numerasi siswa Indonesia masih di bawah rata-rata.
Plt. Kepala Perpusnas E. Aminudin Aziz meyakini bahwa rendahnya tingkat kegemaran membaca dan kemampuan literasi ini disebabkan kurang tersedianya buku bacaan yang sesuai dengan minat mereka.
Padahal, menurut Ma'ruf, buku merupakan media utama peningkatan literasi dan prasyarat lahirnya intelektualitas.
"Buku juga mendorong pengembangan keterampilan berpikir kritis dan kemampuan memecahkan masalah," tuturnya.
BACA JUGA:Dinas Pendidikan Provinsi Bengkulu Siapkan PPDB 2024 dengan Aturan Baru
BACA JUGA:MSI Prestige 13 AI Evo A1M, Laptop AI yang Ringan, Kokoh Luar dan Dalam Serta Tahan Lama
Hal ini menjadi perhatian agar kualitas sumber daya manusia di Indonesia semakin meningkat dan sejalan dengan pembangunan Indonesia yang semakin melesat. Oleh karena itu, ia meminta seluruh pemangku kepentingan untuk berpartisipasi aktif dalam Gerakan Literasi Desa.
Gerakan ini bertujuan membentuk dan mengubah pola pikir masyarakat desa agar dapat berpartisipasi aktif dalam program pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa yang dicanangkan pemerintah. Bahkan, program ini dapat diintegrasikan dalam program penanganan stunting yang masih menjadi persoalan di desa-desa.
"Gerakan literasi desa dapat dimanfaatkan untuk mengubah kebiasaan para ibu di desa yang masih enggan membawa anak-anaknya ke Posyandu karena tidak paham bahaya stunting bagi masa depan anaknya," jelasnya.
Dalam menjalankan gerakan ini, Ma'ruf mencatatkan langkah penting, dimulai dengan menjalin koordinasi dan komunikasi dengan berbagai pihak serta melibatkan para pegiat literasi. Kemudian, memanfaatkan teknologi digital dalam meningkatkan literasi informasi, menghargai budaya dan tradisi desa serta nilai-nilai kearifan lokal, lalu memperluas cakupan sebagai pelengkap program pembangunan dan peningkatan kualitas perpustakaan di daerah.
Aziz menambahkan, pihaknya senantiasa menjalin koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam penyediaan buku bermutu. Salah satunya adalah dengan membangun ruang baca di 10 ribu desa dan taman bacaan masyarakat dengan dukungan 1.000 judul untuk masing-masing ruang baca.
BACA JUGA:Smart TV SPC ST65X Dilengkapi Soundbar Terbaik dari Google TV Bawaan Pertama