Dari Laut Bengkulu ke Tanah Suci: Kisah Heroik Nelayan Mendapatkan Umrah Gratis

Dari Laut Bengkulu ke Tanah Suci: Kisah Heroik Nelayan Mendapatkan Umrah Gratis--
RADAR BENGKULU – Langit Bengkulu siang itu tampak biasa. Ombak menggulung lembut di bibir Pantai Tapak Paderi seperti hari-hari sebelumnya. Namun siapa sangka, dari gelombang yang terlihat tenang itulah, nasib seorang nelayan berubah dalam sekejap. Ramadhani Saputra (45), bukan nama besar, ia bukan pejabat, bukan pula tokoh terkenal. Ia hanya seorang nelayan sederhana dari pesisir Bengkulu, yang hidupnya sehari-hari bersentuhan dengan laut dan jala ikan. Tapi satu aksi heroik, satu keberanian yang lahir dari keikhlasan, telah membawanya ke jalan yang tak pernah ia bayangkan: perjalanan spiritual ke Tanah Suci.
Kisahnya bermula dari sebuah sore yang penuh ketegangan. Ramadhani dan beberapa rekannya baru saja menepi setelah semalaman melaut. Tubuh lelah dan perut kosong belum sempat mereka isi, ketika pandangan mata mereka tertuju pada sebuah kapal wisata yang tengah berjuang melawan derasnya ombak. Kapal itu baru saja kembali dari Pulau Tikus—destinasi wisata populer di Bengkulu—namun kesulitan mendarat. Ombak yang tiba-tiba mengganas membuat kapal tersebut kehilangan kendali dan menghantam karang, lalu terbalik.
Para penumpang terlempar ke laut, menjerit minta tolong.
Tanpa berpikir panjang, Ramadhani melepas bajunya dan terjun ke air. Bersama rekan-rekannya, ia berenang ke arah kapal karam, berusaha menyelamatkan siapa pun yang bisa dijangkau. Beberapa orang berhasil ia tarik ke pantai, sebagian lainnya ditolong oleh nelayan lain yang datang menyusul.
“Saat itu saya tidak mikir macam-macam. Yang penting nyawa orang bisa selamat dulu,” tutur Ramadhani, saat ditemui di kediamannya di Kelurahan Malabero, Kota Bengkulu.
Ramadhani sendiri tampak tak kuasa menahan haru. Dalam suaranya yang pelan, ia mengaku masih merasa seperti bermimpi.
BACA JUGA:PT ASP Disegel, Pulau Manuran Raja Ampat Tercemar Akibat Kegiatan Tambang Nikel
BACA JUGA:Potong 8 Sapi, DPC Perwata Provinsi Bengkulu Bagikan 1.000 Kantong Daging Kurban
“Rasanya tak percaya. Tiba-tiba Bapak Gubernur datang, berjabat tangan, dan mengabarkan bahwa saya akan diberi hadiah umrah. Saya bahkan belum pernah ke Jakarta. Apalagi ke Mekkah,” katanya dengan mata berkaca-kaca.
Wike, sang istri, pun tak mampu menyembunyikan rasa bahagianya. Ia mengatakan bahwa ibadah umrah adalah impian yang selama ini hanya bisa mereka sebut dalam doa.
“Ini adalah berkah luar biasa. Kami akan doakan Pak Gubernur di sana, agar selalu sehat dan diberi kekuatan untuk memimpin Bengkulu,” ujarnya.
Kisah Ramadhani Saputra bukan hanya cerita tentang keberanian. Ini adalah narasi tentang bagaimana ketulusan, yang muncul di tengah kehidupan sederhana, bisa menjelma menjadi jalan menuju berkah. Dari laut Bengkulu yang bergelora, langkahnya kini tertuju ke tanah suci yang damai. Sebuah perjalanan dari kepahlawanan menuju spiritualitas.
Aksi heroiknya terekam warga dan dengan cepat menyebar di media sosial.
Warganet memuji keberaniannya. Banyak yang menyebutnya sebagai "pahlawan pantai". Tak butuh waktu lama, kabar tentang aksi penyelamatan itu pun sampai ke telinga Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan. Ia langsung turun tangan. Bukan hanya menjenguk Ramadhani yang sempat mengalami luka ringan akibat tergores karang, sang gubernur juga membawa kabar yang membuat haru: hadiah umrah untuk Ramadhani dan istrinya, Wike Wina Sari.