Khutbah Jum'at, Mengambil Hikmah Isra Mikraj

Teddy Safutra, S.H.I--

Khatib : Teddy Safutra, S.H.I

Dari :   Masjid Besar Jami' Babussalam, Jalan P.Natadirja KM.8 Kelurahan Jalan Gedang Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Baru kemarin kita memperingati kejadian Isra Mikraj yang menjadi salah satu mukjizat Nabi Muhammad SAW berupa perjalanan dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsha sampai ke Sidrat al-Muntaha untuk bertemu dengan Allah SWT.

Israk Mikraj tidak sekadar dilihat dari aspek kejadiannya yang menakjubkan, sehingga disebut mukjizat begitu saja. Akan tetapi harus dibaca dari sudut pandang latar belakang kejadian tersebut sehingga dapat diketahui tujuan besar dan pelajaran berharga yang bisa diambil.

Israk Mikraj terjadi pada tahun 10 H yang merupakan pertengahan fase kenabian yang mencapai 23 tahun. Israk Mikraj adalah anugerah yang diberikan oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW untuk menjadi obat atas segala cobaan yang dialami sebelum Israk Mikraj, sekaligus menjadi harapan besar atas langkah-langkah dakwah setelahnya. Sebelum Israk Mikraj, Nabi mengalami beberapa kejadian sulit yang menyedihkan seperti wafatnya istri tercinta, Sayyidah Khadijah dan paman terbaik, Abu Thalib. Keduanya bukan sekadar keluarga bagi Nabi Muhammad SAW, tetapi hadir sebagai penyemangat dakwah kepada kaum Quraisy.

Setelah itu, Nabi mengalami kekerasan dan perlawanan orang Quraisy yang lebih berat terhadap dakwahnya. Sampai Nabi menyampaikan keluh-kesah kepada Allah SWT dalam doa sebagaimana yang diriwayatkan imam Thabrani dalam kitab al-Mu’jam al-Kabir, Jilid 14, Halaman 139 yang artinya : "Ya Allah, kepada-Mu aku mengadukan kelemahanku, kekurangan daya upayaku di hadapan manusia."

Dari sini, dapat dilihat bahwa Israk Mikraj adalah bentuk anugerah dari Allah SWT atas segala cobaan yang dihadapi Nabi sekaligus sebagai harapan baru untuk menelusuri jalan dakwah yang lebih cerah.

Allah SWT memberikan pertolongan kepada Nabi sebagaimana firman Allah dalam surat Al-An’am, ayat 34 yang artinya: "Sungguh rasul-rasul sebelum engkau pun telah didustakan, lalu mereka sabar terhadap pendustaan dan penganiayaan (yang dilakukan) terhadap mereka sampai datang pertolongan Kami kepada mereka. Tidak ada yang dapat mengubah kalimat Allah. Sungguh, telah datang kepadamu sebagian berita rasul-rasul itu."

 

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah,

Pelajaran yang harus diambil dari peristiwa Israk Mikraj ini adalah bahwa setiap ujian dan kesulitan yang dihadapi akan diganti dengan anugerah dan kemudahan. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Insyirah, ayat 5 dan 6 yang artinya: "Maka sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya beserta kesulitan ada kemudahan."

Ini adalah bentuk keyakinan seorang yang beriman terhadap Allah yang selalu menolong orang-orang yang beriman.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan