Helmi Hasan: SILPA Provinsi Bengkulu Sebesar Rp 120 Miliar Harus Kembali kepada Rakyat

Helmi Hasan: SILPA Provinsi Bengkulu Sebesar Rp 120 Miliar Harus Kembali kepada Rakyat--

RADAR BENGKULU — Gubernur Bengkulu Helmi Hasan tak mau anggaran sisa belanja daerah menguap tanpa manfaat. Ia memastikan, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SILPA) tahun 2024 yang nilainya mencapai Rp 120 miliar akan difokuskan untuk program-program yang berdampak langsung bagi rakyat.

Pernyataan itu disampaikan Helmi seusai menghadiri Rapat Paripurna DPRD Provinsi Bengkulu, Senin (23/6). Ia menegaskan bahwa penggunaan SILPA bukan sekadar menambal anggaran, tetapi harus diarahkan pada sektor-sektor vital yang menyentuh kehidupan masyarakat.

“Masih banyak program yang belum tuntas. Seperti pembangunan infrastruktur jalan yang tersebar di berbagai kabupaten. Itu yang akan jadi prioritas. Tapi semua akan kita lihat secara objektif,” ujar Helmi.

Ia menyebut, selain jalan, sektor pelayanan kesehatan juga akan diperkuat melalui alokasi SILPA. Termasuk rencana penambahan armada ambulan dan perbaikan layanan di rumah sakit milik Pemprov.

BACA JUGA:Undang Seluruh Gubernur se Indonesia dan Pejabat Pusat: Pemprov Pastikan Festival Tabut 2025 Lebih Meriah

BACA JUGA:Timnas Indonesia Diuntungkan Skandal Timur Tengah

“Pokoknya semuanya kembali ke rakyat. Mau infrastruktur, layanan rumah sakit, atau bantuan sosial. Kita ingin setiap rupiah dari SILPA itu tepat guna dan tepat sasaran,” tegas Helmi.

Meski jumlah SILPA cukup besar, tidak semuanya bisa diformulasikan ulang dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2025. Ketua DPRD Provinsi Bengkulu, Drs. Sumardi, MM, mengungkapkan bahwa sebagian dana tersebut merupakan anggaran yang memiliki peruntukan khusus dan tidak bisa dialihkan.

“Dari Rp 120 miliar itu, sebagian adalah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan anggaran BLUD dari dua rumah sakit, yakni RSUD M. Yunus dan RSKJ Soeprapto. Itu harus kembali ke posnya masing-masing,” jelas Sumardi.

Hal ini membuat ruang fiskal Pemprov dalam menyusun perubahan APBD menjadi lebih terbatas. Namun, Sumardi tetap yakin sisa anggaran yang bisa digunakan tetap cukup untuk membiayai beberapa program strategis.

“Intinya, kita ingin agar alokasi yang tersedia ini digunakan seefektif mungkin. Jangan sampai SILPA malah jadi indikasi lemahnya serapan anggaran,” tambahnya.

BACA JUGA:Usin Sembiring Kembali Menjadi Nakhoda Hanura Bengkulu, Siapkan Mesin Jelang 2029

BACA JUGA:ASN Pemprov yang Mau Bercerai Harus Melalui Mediasi Gubernur

Gubernur Helmi Hasan pun kembali menekankan pentingnya efisiensi dalam penggunaan anggaran. Ia tak ingin ada ruang bagi pemborosan atau kegiatan yang tidak berdampak nyata.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan