SPMB 2025 Online, Tapi Manual Masih Jalan, Disdikbud Siapkan Jalur Ganda Antisipasi Masalah Koordinat

Kepala Disdikbud Provinsi Bengkulu, Saidirman, SE, M.Si--
RADAR BENGKULU – Era digital seakan menjadi jawaban atas banyak hal, termasuk dalam urusan penerimaan murid baru. Tapi, seperti pepatah lama: tak semua yang serba online itu tanpa celah. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Bengkulu tampaknya paham betul soal itu.
Untuk Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) Tahun Ajaran 2025, mereka menyiapkan dua jalur: sistem daring (online) dan skema manual.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, sejumlah kendala teknis masih jadi momok tahunan, terutama bagi calon siswa yang berada di kawasan padat atau pinggiran kota.
“Pelaksanaan SPMB 2025 tetap berbasis online, melalui laman spmb.bengkuluprov.go.id yang terkoneksi langsung dengan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemendikbud. Tapi kami tetap membuka opsi manual untuk hal-hal tertentu yang rawan menimbulkan kesalahan sistem,” ujar Kepala Disdikbud Provinsi Bengkulu, Saidirman, SE, M.Si, saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (9/6).
BACA JUGA:Dari Laut Bengkulu ke Tanah Suci: Kisah Heroik Nelayan Mendapatkan Umrah Gratis
BACA JUGA:165 CPNS Pemprov Bengkulu Siap Terima SK Pengangkatan
SPMB dijadwalkan mulai digelar pada 23 Juni 2025, dan pendaftar bisa mengakses jalur seleksi melalui tiga skema utama: jalur prestasi dengan kuota 30 persen, jalur afirmasi 30 persen, dan jalur mutasi sebesar 5 persen.
Selebihnya, akan diisi oleh jalur zonasi yang mempertimbangkan jarak tempat tinggal dengan sekolah tujuan.
Namun di sinilah sering muncul persoalan. Berdasarkan pengalaman tahun lalu, sistem yang terhubung ke Pusdatin kerap gagal membaca titik koordinat secara akurat. Akibatnya, ada siswa yang seharusnya berhak masuk ke sekolah terdekat justru tereliminasi karena sistem menganggap jaraknya lebih jauh.
“Kesalahan pada sistem koordinat ini bisa berdampak besar. Siswa yang seharusnya masuk SMA di dekat rumahnya, malah diarahkan ke sekolah yang berjarak lebih dari 5 kilometer,” tutur Saidirman.
BACA JUGA:Rasakan Nikmatnya Kepiting Bongsor Kuliner Khas Aceh
BACA JUGA:Ini 4 Makanan di Kota Lama Semarang Yang Legendaris Dan Banyak Dikunjungi Oleh Para Wisatawan
Agar kesalahan yang sama tak terulang, Disdikbud mengambil langkah antisipatif. Untuk siswa yang mengalami kendala verifikasi jarak, seleksi akan dilakukan secara manual, dengan mencocokkan alamat pada Kartu Keluarga (KK) dengan lokasi sekolah.
“Kami akan terjunkan tim untuk validasi data manual. Hal ini bukan untuk menggagalkan sistem daring, tapi sebagai kontrol agar tak ada siswa yang dirugikan hanya karena kesalahan teknis,” tambahnya.