Masih Tertutup, Anggota Dewan Desak Pelindo Buka-bukaan Soal Pengerukan Alur Pulau Baai

Pengerukan Alur Pulau Baai--

RADAR BENGKULU — Proyek pengerukan alur pelayaran Pelabuhan Pulau Baai kembali menjadi sorotan. Kali ini, kritik tajam datang dari Anggota DPRD Provinsi Bengkulu, Teuku Zulkarnain, SE. Ia  menilai PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu alias Pelindo terlalu tertutup dalam proses pengerjaan proyek vital tersebut.

Menurut Teuku, pengerukan alur pelayaran bukan proyek biasa. Ia menyebut proyek ini sangat strategis. Karena, menyangkut kelancaran transportasi laut dan aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Pulau Baai. Termasuk akses penting menuju Pulau Enggano. Karena itu, ia mendesak Pelindo agar tidak bermain-main dengan transparansi.

"Ini pelabuhan milik publik. Harusnya terbuka. Jangan seperti kerja diam-diam. Kita semua berhak tahu. Sudah sejauh mana pengerukan dilakukan. Seperti apa hasilnya dan apa standar yang dipakai," tegas Teuku saat diwawancarai Senin (2/6/2025).

Ia menyebutkan, transparansi bukan sekadar laporan belaka. Ada standar teknis yang harus dicapai. Seperti, lebar alur pelayaran minimal 600 meter dan kedalaman minus 12 meter Low Water Spring (LWS).

BACA JUGA:Dana Pilkada Untuk Kemenangan Rohidin di Kota Bengkulu Rp 1,4 Miliar

BACA JUGA:ASN Provinsi Bengkulu Tersenyum Lebar, Gaji ke-13 dan Gaji Juni Cair Bersamaan

"Kalau targetnya begitu, ya harus sesuai. Jangan cuma ditulis di atas kertas," ujarnya tajam.

Teuku mengingatkan,  jangan sampai proyek pengerukan ini menyisakan masalah baru di kemudian hari. Menurutnya, jika pengerjaan tidak memenuhi standar, akan berdampak besar pada operasional pelabuhan.

"Sekali salah, dampaknya bisa bertahun-tahun. Kapal besar bisa gagal sandar, logistik terganggu. Bahkan, ekonomi daerah ikut terpukul. Ini bukan soal proyek biasa. Ini soal denyut nadi perdagangan Bengkulu."

Selain itu, ia menyoroti pentingnya laporan berkala dari Pelindo kepada publik dan stakeholder "Kami di DPRD saja tak pernah menerima update rutin. Padahal, ini proyek yang menyedot anggaran besar dan menyangkut hajat hidup masyarakat luas. Jangan ditutup-tutupi."

Ia bahkan menyebut bahwa warga sekitar dan pelaku usaha pelabuhan juga mempertanyakan kenapa tidak ada papan informasi atau laporan perkembangan yang dipublikasikan secara berkala.

Bukan hanya proses pengerukan yang jadi perhatian. Teuku juga menyinggung rencana pemeliharaan pasca pengerukan. Ia menyebut, proyek ini tak akan ada artinya jika tidak ada pemeliharaan rutin setelah alur kembali dibuka.

"Jangan sampai habis dikeruk, terus dibiarkan lagi sampai dangkal. Siklus seperti ini yang terus terjadi. Harus ada rencana jangka panjang agar pelabuhan tetap fungsional," ujar politisi tersebut.

BACA JUGA:Janji Helmi-Mian Ditagih Aliansi Bengkulu Melawan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan