AS Apresiasi Langkah Indonesia, Berikan Penawaran yang Comprehensive dan Fair

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto -disway.id-Bianca Khairunnisa--
RADAR BENGKULU, JAKARTA -- Menyusul proses negosiasi antara Delegasi Indonesia dengan perwakilan Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan tarif resiprokal terhadap sejumlah negara mitra dagangnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia juga turut menyampaikan proposal konkrit kepada Pemerintah AS, dengan mengusung semangat kerja sama bilateral yang adil dan saling menguntungkan.
Seperti dikutip dari laman disway.id, tidak hanya itu, Menko Airlangga juga menambahkan bahwa Indonesia secara aktif terus menjalin komunikasi dengan berbagai negara mitra strategis termasuk Malaysia, Singapura, Uni Eropa, Inggris, dan China, serta melakukan diplomasi intensif dengan pihak Amerika Serikat.
“Kita berkirim surat kepada Pemerintah Amerika, baik itu ke USTR, ke US Commerce, bahkan terakhir kepada US Treasury. Dan reach out Indonesia ternyata direspon positif oleh AS,” jelas Menko Airlangga kepada Disway, pada Sabtu 3 Mei 2025.
Menko Airlangga juga mengungkapkan bahwa Indonesia juga telah mengambil sejumlah langkah antisipatif, termasuk menyusun paket kebijakan dan membentuk satuan tugas khusus. Salah satu langkah tersebut adalah menyusun paket kebijakan dan membentuk satuan tugas khusus.
BACA JUGA:November 2025, Presiden Prabowo Targetkan Program MBG Dinikmati 82,9 Juta Anak
BACA JUGA:Menteri Agama Lepas Kloter Perdana Jamaah Haji Indonesia
“Untuk bisa bersaing dengan negara lain, tentu kita harus ada specialty, sesuatu hal yang menarik bagi Amerika. Respons cepat Indonesia ini telah diapresiasi oleh AS dan memberikan Indonesia keuntungan sebagai early mover,” jelas Menko Airlangga.
Terus, Menko Airlangga juga menambahkan bahwa Indonesia juga menawarkan solusi menyeluruh dan seimbang yang disebut sebagai "comprehensive and fair proposal."
Tawaran ini diketahui mencakup revitalisasi perjanjian dagang bilateral yang sebelumnya sudah pernah dibentuk, termasuk Trade and Investment Framework Agreement (TIFA) Indonesia-AS dan ASEAN-AS.
“Tidak hanya kita merespon kepada Amerika tetapi kita juga punya request kepada Amerika. Sehingga sifatnya tidak satu arah, tetapi dua arah, untuk kebaikan perekonomian bilateral. Indonesia mengusulkan langsung di situ sebuah format perjanjian,” tutur Menko Airlangga.
Di samping itu, Indonesia juga menekankan pentingnya diversifikasi pasar ekspor. Dalam hal ini, Menko Airlangga menambahkan bahwa Eropa merupakan target pasar strategis berikutnya setelah AS.
Dia juga menambahkan bahwa proses penyelesaian Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia–Uni Eropa (IEU-CEPA) disebut telah mendekati tahap akhir dan dapat membuka peluang besar bagi produk ekspor nasional, khususnya tekstil, alas kaki, dan makanan. (*)