Masalah Lama Muncul Kembali, Kemenag Gagal Antisipasi Permasalahan Haji 2025

Anggota Timwas Haji, Adies Kadir, menilai Kementerian Agama (Kemenag) kurang melakukan antisipasi dan evaluasi dalam penyelenggaraan ibadah haji tahun 2025-Dok. DPR RI---

RADAR BENGKULU, MAKKAH  – Anggota Timwas Haji, Adies Kadir, menilai  Kementerian Agama (Kemenag) kurang melakukan antisipasi dan evaluasi dalam penyelenggaraan ibadah Haji tahun 2025.

Seperti dikutip dari laman disway.id, hal itu dinyatakannya setelah meninjau langsung kondisi jemaah haji  Indonesia di lapangan.

“Kementerian Agama kurang antisipasi terhadap proses haji tahun 2025. Mereka tidak mengambil pelajaran dari pengalaman tahun-tahun sebelumnya,” ujar Adies kepada Parlementaria di Mina, Makkah, Sabtu 7 Juni 2025. 

Politisi Fraksi Partai Golkar itu mengatakan, realita di lapangan sangat berbeda dengan pemberitaan yang muncul di media. Ia mengungkap adanya sejumlah persoalan. Seperti jamaah yang diusir dari tempat istirahat pada malam hari, jamaah yang tertinggal rombongan, hingga keterlambatan distribusi konsumsi. 

BACA JUGA:Ini Dia Skenario Timnas Indonesia Round 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026

BACA JUGA:Pemerintah Siapkan Layanan di Mina Hingga 13 Zulhijjah bagi Jemaah Nafar Tsani

“Masalahnya memang kecil-kecil, tapi kalau dikumpulkan jadi sangat banyak,” tambah Wakil Ketua DPR RI ini.

Lebih lanjut ia juga menyoroti lemahnya koordinasi antara Kemenag dengan pihak syarikah dan Pemerintah Arab Saudi, serta ketidaksinkronan antara kebijakan pusat dan pelaksanaan di lapangan.

Adies juga mengkritik kualitas dan kesiapan petugas haji yang dinilai tidak merata. Di beberapa titik yang mengalami kepadatan atau crowd, ia menyebutkan petugas haji justru tidak berada di lokasi.

“Jamaah dibiarkan begitu saja. Ini harus menjadi evaluasi serius bagi Kemenag,” tegasnya.

BACA JUGA:Arus Kendaraan di Jalan Tol Sumatera Meningkat Drastis, Bengkulu Catat Lonjakan Hingga 72 Persen

Ia bahkan mengusulkan pembentukan Kementerian Haji sebagai institusi khusus untuk menangani penyelenggaraan ibadah haji, menggantikan peran Kemenag yang dinilai terlalu banyak menangani urusan lain. Model ini meniru sistem yang diterapkan di Arab Saudi.

“Mulai dari keberangkatan, makan, pesawat, sampai lempar jumrah dan kembali ke Indonesia, semuanya harus ditangani secara khusus. Sekarang seperti berjalan sendiri-sendiri,” katanya.

Adies juga menyayangkan kondisi jamaah yang harus menempuh perjalanan jauh tanpa pendampingan saat lempar jumrah di Mina. Banyak dari mereka yang akhirnya kelelahan, termasuk lansia yang terpaksa berjalan hingga belasan kilometer.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan